Mohon tunggu...
Herri Mulyono
Herri Mulyono Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Perguruan Tinggi Swasta Jakarta

Bercita-cita menjadi pribadi sejati yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Website: http://www.pojokbahasa.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sekolah Jangan Seenaknya Memulangkan Siswa

26 Desember 2015   06:14 Diperbarui: 26 Desember 2015   14:08 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi: KOMPAS.com/Indra Akuntono"][/caption]Sore itu jantung saya berdetak sangat cepat, dan entah kenapa saya jadi berkeringat dingin. Bukan karena sakit, tapi khawatir. Saya tidak menemukan anak saya di sekolah, dan, parahnya, sekolah sudah tampak sepi. Tidak ada lagi siswa-siswi disekolah. Padahal, saya tidak telat datang, bahkan saya datang lebih awal. 

"Anak-anak sudah pada pulang, Pak!" ujar bapak tua penjaga sekolah. 

"Hah? anak-anak sudah pulang? kapan? jam berapa? mengapa tak seorang pun mengabarkan kepada saya?"

Saya segera menelpon rumah, dan syukur alhamdulillah ternyata anak saya ada dirumah kakeknya. Seorang teman kakaknya mengantarkan pulang, setelah anak saya terlihat bingung, duduk sendiri di halaman sekolah.

Sepertinya memulangkan siswa diluar ketentuan jam sekolah sudah jamak terjadi dibanyak sekolah kita. Beberapa alasan yang saya pahami, yaitu: rapat guru, musibah (meninggal atau sakit), kunjungan, dan kegiatan classmeeting yang umumnya dilakukan setelah kegiatan ujian semester.

Rencanakan, dan beritahukan

Saya yakin, sebenarnya pihak sekolah bagian kurikulum sudah memiliki agenda rapat guru yang jelas, dan seharunya pula pihak sekolah mematuhi jadwal agenda rapat sehingga tidak merugikan siswa dan orang tua. Bilapun terjadi musibah (kematian) salah seorang rekan guru atau siswa, Takziah bisa dilakukan tanpa harus memulangkan siswa.

Hal yang cukup mengherankan adalah kegiatan classmeeting. Bila memang kegiatan classmeeting di set sampai waktu tertentu, maka buatlah pengumuman untuk orang tua sehingga mereka tidak bertanya-tanya. 'Kami tidak bisa membuat pengumuman yang merubah jadwal kegiatan sekolah, pak," seorang staf sekolah menjelaskan. Kalau tidak bisa merubah jadwal, lalu kenapa melanggar peraturan dengan memulangkan siswa lebih cepat?"

Memulangkan siswa diluar jadwal kegiatan sekolah yang reguler dilakukan memang bisa saja terjadi, tapi bukan sebuah hal yang harus dimaklumkan. Karena semua kegiatan pendidikan seharunya sudah terjadwal dengan baik. Sangat tidak mungkin kita menjalankan aktivitas pendidikan dengan kegiatan-kegiatan dadakan.

Dan sudah seyogyanya orang tua sebagai bagian komunitas pendidikan di sekolah selalu diinformasikan tentang kondisi yang menyangkut tumbuh kembang anakpanak mereka. Sehingga orang tua pun tahu apa yang harus dilakukan.

Lebih banyak mudharatnya

Memulangkan siswa diluar jam ketentuan sekolah tanpa perencanaan dan pemberitahuan, khususnya kepada orang tua atau wali murid, sangat rentan untuk timbul masalah. Terjadinya tawuran antar para pelajar sedikit banyak terjadi akibat siswa keluar sekolah bukan pada waktunya. Apalagi untuk anak-anak usia SD kelas 1 dan 2 yang sangat lugu dan belum mengerti apa-apa.

Tetangga saya, anaknya dibawa muter-muter oleh 'tukang ojek' yang tidak ia kenal dengan iming-iming 2 ribu rupiah. Syukurlah takdir buruk tidak menimpa anak itu. Tapi tidak bagi orang tua lain yang anaknya di bawa pergi kesebuah tempat. Harusnya sekolah sadar dan mengerti bahwa anak-anak rentan dengan tindak kejahatan.

Beberapa media sudah banyak melaporkan beragam penculikan anak (sebagai contoh lihat link Indosiar, TakyatBangka, Liputan6 dan Tribunnews), dan sekolah semestinya tanggap. Apakah harus ada korban terlebih dahulu? dan bila terjadi, apa sekolah bisa bertanggung jawab?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun