Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kikisan Kebudayaan dalam Masa Euforia Pemilu Kepala Daerah

31 Agustus 2024   11:28 Diperbarui: 31 Agustus 2024   11:37 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Komisi Pemilihan Umum telah mengeluarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Tahapan dan Jadwal Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota tahun 2024. Dalam lampiran PKPU ini terdapat tahapan dan jadwal, yang di antaranya dapat dikutip sebagai berikut:

  • Pengumuman Pendaftaran Pasangan Calon, 24 - 26 Agustus 2024
  • Pendaftaran Pasangan Calon, 27 - 29 Agustus 2024
  • Penelitian Persyaratan Calon, 27 Agustus - 21 September 2024
  • Penetapan Pasangan Calon, 22 September 2024
  • Pelaksanaan Kampanye, 25 September - 23 November 2024
  • Pemungutan Suara, 27 November  2024 (Sumber: PKPU No. 2 tahun 2024)

Sampai di sini kutipan tahapan dan jadwal penyelenggaraan pemilihan umum serentak untuk jabatan gubernur dan wakil gubernur untuk 37 propinsi, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota untuk 500-an kabupaten/kota.

Di semua propinsi, kabupaten dan kota yang akah menghelat pemilu kepala daerah, sudah sedang dalam persiapan menuju ke hari yang dinanti-nantikan itu. Pada banyak tempat termpampang baliho, stiker, medsos dan lain-lain pendekatan untuk mensosialisasikan figur yang diharapkan akan mendapatkan point keterpilihan bila sedang masuk dalam radar survey elektabilitas oleh partai politik.

Semua jalinan dan rajutan pendekatan diarahkan untuk menggapai sukses dan menang. Pada saat yang sama orang mengenakan pakaian tradisional (pakaian adat) sebagai cara bermartabat untuk menjunjung budaya. Mungkinkah  cara itu sebagai pendekatan yang tepat untuk mendeskripsikan keberadaan dan keasalan kandidat? Tidakkah sika dan tindakan yang demikian justru mengarusutamakan etnis dan entitas budaya sendiri dengan mengabaikan yang lainnya? Lalu bagaimana merajut persatuan dan kesatuan bangsa di daerah agar nasionalisme terbangun?

Kebudayaan Daerah sebagai Kebudayaan Nasional

Sudah dalam pengetahuan umum bahwa kebudayaan daerah di berbagai daerah menjadi kebudayaan nasional bangsa ini.  Koentjaraningrat, mendefinisikan  budaya (kebudayaan) sebagai semua sistem ide, gagasan, rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan klaim dengan cara belajar.

Secara teoritis, kebudayaan memiliki ciri-ciri yang khas dan general sebagaimana Kluckhohn (1989).  Ia mencatat 7 unsur yang membentuk suatu kebudayaan:

  • Bahasa
  • sistem pengetahuan
  • sistem relegi/kepercayaan
  • sistem mata pencaharian
  • sistem teknologi
  • sistem kemasyarakatan, dan
  • kesenian

 Semua ini menjadi ciri pembeda  sekaligus entitas dari etnis mana kebudayaan itu muncul.

Dalam catatan sejarah sosial oleh https://kumparan.com  ciri kebudayaan sebagai berikut:

  • Menunjukkan karakteristik daerah yang khas
  • Menyandang tradisi dan adat-istiadat yang unik
  • Mempertahankan unsur budaya asli/orisinil
  • Diikuti dan dijunung tinggi oleh komunitas/warga daerah
  • Terdapat bahasa dan seni yang khas
  • Terdapat unsur kepercayaan yang dianut
  • Mempunyai warisan sejarah yang bernilai

Dari dua catatan ciri-ciri yang umum tentang kebudayaan, dapat dilihat bagaimana zaman ini masyarakat memaknai, menyikapi dan menentukan langkah tindakan yang tepat pada kepemilikan kebudayaan itu.

Bila para kandidat (gubernur, bupati, walikota) mengenakan pakaian tradisional dengan tujuan "memancing" simpati calon pemilih, bukankah hal itu akan jatuh pada mereka yang se-etnis?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun