Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kotak Pandora Masalah Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Klasis Amarasi Selatan

8 Juni 2024   22:33 Diperbarui: 8 Juni 2024   23:44 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Pengantar

Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto, salah satu jemaat lokal yang  berada di bawah Sinode Gereja Masehi Injili di Timor. Jemaat lokal ini pada mulanya berdiri dengan nama Jemaat Koro'oto, kemudian mendapat nama "baptis" Kolam Keselamatan yang dibahasadaerahkan menjadi Nefo'kuku 'Honis. Ketika terjadi pembentukan desa gaya baru, jemaat-jemaat lokal di dalam wilayah Ketemukungan Koro'oto bergabung dalam Wilayah Kependetaan Pniel Koro'oto. Pada tahun 1975, nama Pniel diterjemahkan menjadi Tefneno' yang artinya, bertemu dengan Tuhan.

Seiring berjalannya waktu, pendeta-pendeta yang diutus oleh Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor, telah silih berganti. Tercatat Jemaat  Pniel Tefneno' Koro'oto menerima dan mengutus pendeta mulai dari:

  • Pdt. Theofilus Ora
  • Pdt. Jesmarlianus Riwu Djonaga, M.Th
  • Pdt. Nivlen Marhaelnis Tari, S.Si.Teol
  • Pdt. Ivonei C. Islik0o-Nalle, S.Si.Teol
  • Pdt. Papi A. Ch. Zina, S.Th dan Pdt. Yulita Y. Zina-Lero, S.Th

Pada Sidang Klasis Amarasi Timur di Oekabiti, telah terpilih Pdt. Papi A. Ch. Zina, S.Th selaku Ketua Majelis Klasis Amarasi Selatan. Klasis Amarasi Selatan sebagai wilayah Klasis baru dalam Sinode Gereja Masehi Injili di Timor. 

Keterpilihan Pdt. Papi A. Ch. Zina, S.Th menjadi acuan untuk menunjuk Pdt. Yulita Y. Zina-Lero, S.Th menjadi Ketua Majelis Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto sejak Maret 2024.

Para pendeta yang diutus oleh Majelis Sinode GMIT, secara organisasi akan menempati Ketua Majelis Jemaat. 

Pada Jemaat Koro'oto layaknya suatu kotak pandora permasalahan. Setiap Ketua Majelis Jemaat yang akan bertugas akan membuka kotak pandora itu, lalu dengan hikmat yang ada, mereka akan memberi solusi dalam kepemimpina yang terjadi secara bersama-sama.

Catatan ini saya sebut Kotak Pandora Masalah Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto. Apa itu dan bagaimana melihatnya sebagai kotak pandora?

Masa Kepemimpinan Pdt. Theofilus Ora

Pdt. Theofilus OraSumber: Sekretariat MJ Pniel Tefneno Koro'oto
Pdt. Theofilus OraSumber: Sekretariat MJ Pniel Tefneno Koro'oto

Pdt Theofilus Ora, pada awalnya oleh Majelis Sinode GMIT diutus ke Naikliu Amfoang Utara. Ia kembali ke Oekabiti, dan Badan ekerja Klasis menempatkannya sebagai pendeta pembatu di Huko'u Oesena.  Ketika itu wilayah pelayanan Klasis Amarasi Timur berada di bawah Ketua Badan Pekerja Klasis, Pdt. Lukius Manafe.

Pada tahun 1972, atas permintaan Jemaat  Pniel Koro'oto, Majelis Sinode GMIT mengutus Pdt. Theofilis Ora ke Koro'oto.  Ia bertugas di Koro'oto sampai pensiun pada tahun 2001.

Apa saja yang dilihat oleh Sang Pendeta sebagai masalah di Koro'oto, yang oleh karenanya perlu mendapat penanganan secara bijak dan berhikmat?

  • pembangunan masyarakat "baru" yakni pemukiman baru,
  • penyatuan jemaat-jemaat lokal ke dalam jemaat wilayah kependetaan
  • kerelaan melepas jemaat lokal di tempat jauh bergabung dengan jemaat lokal dalam desa gaya baru
  • perpecahan jemaat, dampak perkawinan dan masuknya ajaran baru
  • perkawinan dan pengesahannya baik secara gerejawi maupun menurut UU Perkawinan
  • pembangunan rumah ibadah dengan segala problem yang menyertainya 

Bila mendaftarkan semua masalah ketika Jemaat lokal ini dipimpin oleh Pdt. Theofilus Ora, rasanya masih ada sejumlah besar di dalamnya. Anggota majelis jemaat silih berganti dari periode ke periode, sementara Ketua Majelis Jemaat masih orang yang sama, bahkan sempat mendapat peluang untuk menjadi Wakil Ketua Badan Pekerja Klasis.

Ketika Pdt. Theofilis Ora memasuki masa pensiun, ia meninggalkan satu masalah yang secara kasat mata terlihat yakni, pembangunan rumah ibadah yang belum mencapai akhir. Pembangunan rumah ibadah baru di dalam kompleks Pastorian Koro'oto dimulai pada tahun 1992. Pada tahun 1998, bagian terbesar dari rumah ibadah telah diselesaikan mulai dari fondasi, tembok, rangka atap dan atap. Selanjutnya yang masih harus diselesaikan yakni, plafon, plesteran, dan lantai serta polesan akhir.

Hal ini ditinggalkan kepada majelis jemaat berikutnya dengan masalah, tantangan dan peluang baru bagi mereka seturut perkembangan zaman. 

Pdt. Theofilus Ora memasuki masa pensiun. Ia masih sempat kembali ke dalam barisan majelis jemaat sebagai anggota Badan Pertimbangan, Pengawasan Pelayanan Jemaat (BP3J) untuk satu periode pelayanan, namun tidak sempat menyelesaikannya. Ia mangkat dalam tugas dan fungsi yang tak terhapuskan sebagai seorang pendeta (emiritus).

Masa Kepemimpinan Pdt Jesmarlianus Riwu Djonaga, M.Th

Pdt. Jesmarlianus Riwu DjonagaSumber: Sekretariat MJ Pniel Tefneno Koro'oto
Pdt. Jesmarlianus Riwu DjonagaSumber: Sekretariat MJ Pniel Tefneno Koro'oto

Tahun 2002 Pdt. Jesmarlianus Riwu Djonaga diutus oleh Majelis Sinode GMIT ke Koro'oto. Koro'oto menyambutnya dengan sukacita. Kira-kira pada waktu itu para muda bersemangat, oleh karena MS GMIT mengutus seorang pemuda. Sang pendeta melihat secara kasat mata kotak masalah utama yang telah dilihat dan diketahui sebelumnya, yakni rumah ibadah yang belum mencapai ketuntasannya. 

Sebagai seorang muda, ia bergerak tidak gegabah memulai hal baru. Ia melakukan kajian-kajian untuk mengetahui akar permasalahan dari apa yang terlihat di depan mata. Keputusan diambil melalui rapat Majelis Jemaat, di antaranya:

  • membubarkan Panitia Pembangunan. Selanjutnya tugas itu diambil alih oleh Majelis Jemaat, diikuti dengan percepatan pembangunan dengan target pentahbisan dan pengresmian rumah ibadah yang dibangun pada tahun 1992. Rumah ibadah pun diresmikan pada tahun 2005,  di mana Gubernur NTT, Piet A. Tallo, S.H tidak menghadirinya. Prasasti ditandatangani hanya oleh Ketua MS GMIT, Pdt. Dr. Ayub Ranoh
  • penataan kompleks Pastorian Koro'oto untuk menatap masa depan. Visi besarnya kompleks harus menjadi area yang hidup dan menginspirasi.
  • pembangunan rumah ibadah mata jemaat Ebenhaezer Naimuti. Jemaat Ebenhaezer Naimuti dan Jemaat Pniel Koro'oto berada dalam satu Jemaat Wilayah Tefneno. Rumah ibadah yang sudah ada akan direnovasi. Inspirasi dan motivasi diinjeksikan kepada Jemaat Ebenhaezer Naimuti. Berbekar ayam dari tiap kepala keluarga, ia sukses membangun rumah ibadah Ebenhaezer Naimuti.
  • Sinergisitas dengan NGO Yayasan Compassion Indonesia. Sinergi pelayanan ini melahirkan organ baru di dalam Jemaat Wilayah Tefneno Koro'oto yakni: Pusat Pengembangan Anak IO-600 Manekat.
  • Indikasi perpindahan anggota jemaat ke denominasi lain yang nyaris memicu dan mengganggu keharmonisan hubuingan antar denominasi di dalam desa Nekmese
  • kesadaran meraih pendidikan tinggi terbilang rencah pada anggota jemaat atas alasan ekonomi lemah
  • perladangan berpindah yang diikuti dengan bencana longsor
  • napak tilas, untuk mengenang upaya membawa Injil ke dalam masyarakat Koro'oto pada masa lampau. 
  • membuka jalan ke kampung-kampung yang ditinggalkan akibat pembentukan desa gaya baru. Jalan dapat dilewati kendaraan roda dua dan empat
  • pentahbisan sejumlah pendeta GMIT, MS GMIT menunjuk  Jemaat Koro'oto sebagai tuan/puan rumah. Peristiwa penting ini terjadi pada tahun 2008
  • Aset GMIT di Koro'oto berupa tanah di pusat desa, yakni: lokasi SD GMIT Koro'oto dan tanah lapang. Tanah lapang atau lapangan dianggap milik bersama antara Pemerintah desa Nekmese dan Gereja
  • Pembagian lokasi SD GMIT Koro'oto untuk pembuatan sertifikat pada tahun 2002

 Masa Kepemimpinan Pdt. Nivlen Marhaelnis

Pdt. Nivlen Marhaelnis TariSumber: Sekretariat MJ Pniel Tefneno Koro'oto
Pdt. Nivlen Marhaelnis TariSumber: Sekretariat MJ Pniel Tefneno Koro'oto

Pada awalnya, ketika Pdt. Nivlen Marhaelnis tiba, ia tinggal bersama dengan Jemaat Ebenhaezer Naimuti selama satu tahun. Hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan Jemaat Ebenhaezer Naimuti menuju pemandirian. Setahun berikutnya, Sang Pendeta pindah tempat tinggal, menempati pastori di Pastorian Koro'oto.

Ketika Pdt Nivlen Marhaelnis tiba, ia mendapati satu titik berangkat permasalahan yang menjadi tantangan baginya yakni, membangun bangunan sayap utara dari Gedung Gereja Jemaat Pniel Koro'oto. Peletakan batu pertama dilakukannya bersama para orang tua asuh dari anak-anak yang tergabung di dalam Pusat Pengembangan Anak IO-600 Manekat.

Bangunan ini berlantai dasar dan di atasnya dibangun yang lebih luas dan kokoh. Konsep bangunan utama yakni berbentuk huruf /T/. Ia menjadi penggerak utama bangunan ini hingga selesainya. pada bagian depan ditempatkan satu studio radio komunitas yang sempat mengudara sebagai percobaan. 

Dalam masa kepemimpinannya, beberapa masalah menonjol:

  • kaum muda mulai meninggalkan kampung untuk mencari "kehidupan" yang layak dengan merantau
  • pekerjaan penerjemahan Alkitab mulai terlihat dan dipakai walau belum kontinyu.
  • pembangunan satu unit sekolah menengah atas; Jemaat Koro'oto menghibahkan tanah untuk maksud ini.
  • permasalahan tanah-tanah milik gereja yang statusnya "kabur"; sempat menyelesaikan satu masalah yakni lokasi Pastorian Koro'oto.

Masa Kepemimpinan Pdt Ivonei C. Isliko-Nalle, S.Si.Teol

Pdt. Ivonei C. Isliko-Nalle Sumber: Sekretariat MJ Pniel Tefneno Koro'oto
Pdt. Ivonei C. Isliko-Nalle Sumber: Sekretariat MJ Pniel Tefneno Koro'oto

Ketika Pdt Ivonei C. Isliko-Nalle,S.Si.Teol tiba, di Koro'oto baru saja dimulai pembangunan sayap selatan Gedung Gereja Pniel Tefneno Koro'oto. Sayap selatan dibangun dengan peruntukan sebagai aula, ruang rapat/sidang Majelis jemaat. Hal-hal menonjol yakni:

  • pendewasaan jemaat Pniel dan Ebenhaezer masing-masing sebagai jemaat tunggal. Jemaat Pniel dipimpin oleh Pdt. Ivonei C. Isliko-Nalle, S.Si.Teol, dan Jemaat Ebenhaezer Naimuti dipimpin oleh Pdt Madrous Lau, S.Th
  • PPA IO-600 Manekat yang semula disepakati untuk penanganan (kepemilikan bersama) selanjutnya oleh Jemaat Ebenhaezer Naimuti menjadikannya sebagai aset sendiri.
  • membangun kerja sama dengan Puskesmas Sonraen untuk pelayanan kesehatan kaum lanjut usia
  • Pemanfaatan nama Tefneno ke dalam nama jemaat. Sebelumnya Tefneno sebagai nama untuk Jemaat Wilayah, selanjutnya menjadi Pniel Tefneno Koro'oto
  • Pembangunan rumah pastori dan sayap selatan sampai tuntas
  • PAUD Tefneno berdiri.
  • Mei 2015, peluncuran Perjanjian Baru hasil terjemahan Unit Bahasa dan Budaya GMIT terjadi di Koro'oto

Masa Kepemimpinan Pdt. Papi A. Ch. Zina, S.Th

Pdt. Papi A. Ch. Zina dan Pdt Yulita Y. Zina-LeroSumber: Sekretarian MJ Pniel Tefneno Koro'oto
Pdt. Papi A. Ch. Zina dan Pdt Yulita Y. Zina-LeroSumber: Sekretarian MJ Pniel Tefneno Koro'oto

Ketika Pdt Papi A. Ch. Zina, S.Th diutus Majelis Sinode GMIT ke Koro'oto, saat itu ia tidak sendirian. Ia bersama Pdt. Yulita Y. Zina-Lero, S.Th. Hal ini sesuai permintaan Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto. yakni, ketika Pdt. Ivonei C. Isliko-Nalle, S.Si.Teol diutus lagi ke jemaat lain di dalam GMIT, kepada Jemaat Pniel Tenfno Koro'oto patut mendapat pasangan pendeta dengan status suami-isteri sah.

Hal ini dikabulkan oleh Majelis Sinode GMIT.

Pasangan pendeta ini secara organisasi menjabat sebagai Ketua Majelis Jemaat dan Wakil Ketua Majelis Jemaat. 

Dalam hal kepemimpinan, keduanya menghadapi tantangan permasalahan seperti:

  • bangunan gedung gereja yang sudah tua, dibutuhkan rehabilitasi atau renovasi. Dalam sidang majelis jemaat dan sidang jemaat, akhirnya disepakati untuk direnovasi. Pembangunan renovasi menelan anggaran teramat besar dalam ukuran dan takaran masyarakat pedesaan. Dua kali kontrak dibuat untuk ditandatangani dengan pihak kedua yang menjadi konsultan perencana sekaligus pelaksana pembangunan.
  • Faith Comes By Hearning (FCBH) satu NGO keagamaan yang bekerja untuk membuat alkitab bersuara dalam berbagai bahasa daerah di dunia. Tim kerja datang dan bekerja bersama anggota Jemaat Koro'oto merekam seluruh isi Perjanjian Baru dalam Bahasa Amarasi. Hasilnya dapat dinikmati saat ini.
  • bangunan lama yang diresmikan tahun 2005 dirobohkan, anggaran untuk pembangunan gedung baru makin besar dan menjadi pokok pikiran organisasi Majelis Jemaat dan jemaat.
  • Gedung gereja yang dimanfaatkan sebagai sekolah dirobohkan. Kenangan pada masa lalu bersejarah hilang bahkan kabur dalam cerita.
  • pemekaran rayon, sekaligus menamai rayon dengan nama budaya lokal
  • Pembangunan satu unit sekolah menengah kejuruan  yang dinisiasi oleh Yayasan Remaja Elim Kupang.
  • Keterpilihan Pdt. Papi A. Ch. Zina, S.Th selaku Ketua Majelis Klasis Amarasi Selatan pertama (2024 - 2027), dan rangkap tugas Pdt. Yulita Y. Zina-Lero, S.Th selaku Ketua Majelis Jemaat sambil menjadi anggota UPP Majelis Sinode Bidang Liturgi dan Musik Gereja.

Hingga akhirnya Majelis Sinode mengutus pasangan pendeta: Pdt. Yudistira M. Nalle, S.Th dan Pdt. Christin N. D. Monas, S.Th

Kini keduanya akan memulai langkah bijak dan arif menghadapi kotak pandora masalah di jemaat Koro'oto. Ia tidak sendirian atau keduanya pun tidak sendirian. Keduanya mengemban tugas organisasi sebagai Ketua Majelis Jemaat dan Wakil Ketua Majelis Jemaat (antar waktu) untuk periode 2024 - 2027 atau di atasnya.

Bekerja dalam tubuh Majelis Jemaat, kepemimpinannya bukanlah tunggal.  Kepemimpinan bersama, namun fungsi pendeta akan lebih menonjol. Maka, sebagai pendeta tentulah kecerdasan dan kearifan menginventarisasi masalah, menemukan solusi dan mengantar, membimbing sebagai Gembala pada rekan-rekan anggota Majelis Jemaat yang datang dari kaum awam. 

Koro'oto akan terus ada dalam zaman oleh karena Kristus Tuhan memberi ruang dan peluang melintasi waktu, peristiwa, tokoh dan harapan untuk menjadi lebih baik, lebih baik dan lebih baik menurut zamannya.

Pdt Yudistira Nalle dan Pdt Christin N. D. Monas Sumber : Sekretariat MJ Pniel Tefneno Koro'oto
Pdt Yudistira Nalle dan Pdt Christin N. D. Monas Sumber : Sekretariat MJ Pniel Tefneno Koro'oto

Penutup

Garis besar problematika sebagaimana gambaran di atas masih terselip di dalamnya aspek-aspek lainnya seperti:

  • managemen, organisasi dan adminstrasi yang berhubungan dengan ketenagaan, harta bergerak, tidak bergerak, dan kesekretariatan 
  • karakter anggota jemaat pada umumnya  dengan segala muatan kepentingan dan anggota majelis jemaat khususnya
  • pengetahuan anggota majelis jemaat pada aspek pemberitaan dan implikasinya sebagai kaum awam
  • hubungan antar institusi denominasi gereja serta institusi sekuler: pemerintah desa, instansi teknis pemerintah daerah
  • dan lain-lain

Tuhan memberkati.

NB: Catatan ini dibuat tidaklah sempurna, namun tentulah baik untuk disimpan pada masa ini untuk kiranya menjadi catatan berharga di masa depan.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 8 Juni 2024

Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun