Pengantar
Pemilihan Umum 2024 yang dilangsungkan dalam satu paket yaitu memilih para legislator ke lembaga legislatif dan eksekutor di lembaga Presiden dan Wakil Presiden telah berlangsung pada 14 Februari 2024. Tensi politik yang naik-turun pada kalangan elit dan begawan politik serta masyarakat dalam kasta-kasta sosial dan ekonomi.
Pemilihan umum untuk tahun 2024 tidak berhenti ketika akan terjadi pengucapan sumpah/janji, pelantikan para legislator di semua tingkatan. Demikian pula tidak terhenti ketika Presiden dan wakil Presiden mengucapkan sumpah/janji pada saat pelantikan keduanya. Proses pemihan umum masih akan berlangsung di tingkat daerah provinsi dan kabupaten/kota.
Salah satu Kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang akan ikut serta dalam pemilukada 2024 yakni Kabupaten Kupang.Â
Masa jabatan paket Komitmen, Drs. Korinus Masneno dan Jerry Manafe, S.H, M.Th berakhir pada awal April 2024. Tentu sangat mungkin untuk proses pemilukada terjadi. Kekosongan akan ditempati oleh pejabat sementara bupati sampai terpilihnya pasangan calon bupati-wakil bupati baru.
Komitmen yang pernah "berkomitmen" membangun Kabupaten Kupang mungkin akan "terkubur" dalam jedah waktu pemilukada 2024. (Mungkin pula sebaliknya akan kembali berkomitmen melanjutkan? Siapa duga?
Satu kepastian, ketika akan mengakhiri masa tugasnya, Bupati Kupang sempat bertemu dengan Majelis Sinode GMIT pada Rabu (27/3/24 di sini ). Bukan suatu kebetulankah ketika paket Komitmen diambang masa akhir jabatan hanya seorang bupati saja yang bertemu dengan MS GMIT di tengah masa refleksi Sengsara Yesus, Wafat dan Kebangkitan-Nya?
Bertemu dan Berpesan pada Bupati yang akan Berhenti Tugas?
Bila bertanya secara lelucon saja, mengapa Majelis Sinode Harian (MSH) GMIT bersama 14 Ketua Majelis Klasis Harian (MKH) di Kabupaten Kupang bertemu dengan Bupati Kupang, Drs. Korinus Masneno di detik-detik akhir masa jabatannya? di sini
Lalu siapa pun akan tersenyum atau mungkin ada yang jengkel untuk memberi jawaban atas pertanyaan itu.
- MS GMIT dan MKH mau datang kapan saja dan bertemu dengan bupati, tidak perlu ditanyakan. Apakah momentumnya yakni menjelang akhir masa jabatan, bukan suatu hal yang perlu dipolemikkan. Asalkan ide-ide segar dari MSH GMIT dan para MK itulah yang akan dijadikan catatan penting untuk pembangunan masyarakat Kabupaten Kupang.
Terlepas dari lelucon seperti itu, satu hal yang pasti Ketua MSH GMIT 2024-2027, Pdt. Semuel Pandie, S.Th mewakili rombongan menyatakan bahwa pertemuan itu sudah dirindukan. Waktu dan izin Tuhan sajalah yang hendak ditemukan.Â
"Rencana pertemuan ini sudah kami rindukan, kami mencari waktu yang tepat dan kita bersyukur atas ijin Tuhan, kami bisa datang, bertemu dan beraudiens dengan bapak Bupati di penghujung masa kepemimpinan,"Â katanya.Â
Sudah selayaknya para rohaniawan GMIT menyampaikan demikian yang rasanya seperti basa-basi dan amat normatif. Tidak ada hal yang luar biasa sebagai kado pertemuan ini di penghujung masa kepemimpian. Bukankah kepemimpinan di semua jenjang pemerintahan itu selalu berpasangan sebagaimana ketika memulai dalam proses pemilihan?
Bupati Kupang, Drs. Korinus Masneno tentu menyambut gembira kunjungan ini. Laporan Prokopim yang diterima Redaksi infontt.com mencatat bahwa pertemuan itu sebagai upaya duduk bersama dalam rangka membangun dan mengembangkan masyarakat Kabupaten Kupang di mana di dalamnya ada anggota GMIT. Banyak produk pembangunan sudah dan sedang dibangun dan dinikmati. MSH GMIT dan para MK di dalam Kabupaten Kupang merupakan stakeholder bersama Pemerintah Kabupaten Kupang.
Dari beberapa media daring tidak disebutkan secara spesifik konsep pelayanan terbaik yang ditawarkan kepada Pemerintah Kabupaten Kupang oleh MSH GMIT dan 14 Ketua MKH. Demikian pula sebaliknya, bupati Kupang menyebutkan, memberikan masukan dan pikiran-pikiran strategis. Bila bertanya, apa saja konsep pelayanan terbaik  yang ditawarkan dan apa saja masukan dan pikiran strategis itu?Â
Jika konsep pelayanan terbaik dari MSH GMIT dan 14 Ketua MKH di Kabupaten Kupang ditampung, kelak dapat menjadi catatan akhir dari paket Komitmen yang pernah berkomitmen membangun Kabupaten Kupang. Mungkinkah itu hanya akan menjadi dokumen di Gedung/Biro Arsip Kabupaten Kupang?
Catatan menarik untuk anggota Gereja Masehi Injili di Timor, MSH GMIT dan 14 Ketua MKH se-Kabupaten Kupang berkunjung dan mengadakan audiens dengan Bupati Kupang dalam minggu terakhir Sengsara Yesus. Suasana ini tergambar ketika Yesus dieluk-elukkan di Yerusalem. Ia disambut sebagai raja. Ia diterima dengan pawai kebesaran. Selanjutnya, sepi dan lengang di dalam kota Yerusalem. Taman Getsemani menjadi saksi bisu empat orang berada di sana. Tiga orang tidur pulas, dan seorang berdoa bahkan sampai tiga kali. "Ya Bapa, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku. Tetapi, jangan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang jadi." (Luk.22:42; TB LAI-ed.2).
Tiga orang yang tertidur pulas dibangunkan, "Mengapa kamu tidur, bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." (Luk.22:46; TB LAI-ed.2).
Jika kita berefleksi secara lebih luas dalam hubungannya dengan apa yang terjadi di penghujung masa kepemimpinan Bupati Kupang, paket Komitmen, rasanya MS GMIT dan 14 Ketua MKH se-Kabupaten Kupang sedang menginjeksikan "motivasi yang membangunkan dari kantuk"nya Komitmen. Paket ini Komitmen hendak menyelesaikan tugasnya dalam pelayanan, dan terlihat sedang kelelahan. Maka kepadanya disuntikkan motivasi dengan irama apa yang disebut, konsep pelayanan terbaik. Lalu diterima oleh yang terinjeksi dengan sebutan masukan dan pikiran strategis. Sayangnya kedua hal ini terjadi justru di penghujung masa kepemimpinan.Â
Baiknya publik bertanya, apa gunanya MSH GMIT Â dan 14 Ketua MKH se-Kabupaten Kupang bertemu dengan Bupati Kupang di penghujung masa kepemimpinan?
Segenggam Catatan Belaka di Penghujung Masa Kepemimpinan Komitmen
Masyarakat Kabupaten Kupang telah memilih paket Komitmen, yakni Drs. Korinus Masneno dan Jerry Manafe, S.H., M.Th sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kupang. Mereka telah memimpin Kabupaten Kupang untuk periode 2018 - 2023 dengan penambahan waktu antara Januari - Maret 2024.Â
Dalam masa kepemimpinan ini, paling kurang ada dua peristiwa penting yang melanda Kabupaten Kupang yakni: Pandemi Covid-19 dan Badai Seroja. Pada peristiwa pandemi covid-19, Kabupaten Kupang mengalokasikan anggaran sebesar 24 milyar rupiah (di sini). Anggaran sebesar itu diperuntukkan untuk operasional tim/satuan tugas covid-19, 11 milyar rupiah dan 13 milyar untuk penanganan dampak sosial dan ekonomi.Â
Peristiwa besar kedua yakni Badai Seroja yang menghancurkan 11.036 unit rumah masyarakat Kabupaten Kupang. Jumlah sebanyak itu tersebar di 177 desa/kelurahan. Terverifikasi 10.808 unit rumah rusak yang membutuhkan bantuan pemerintah. Seberapa keberhasilan Pemerintah Kabupaten Kupang menangani kehancuran akibat Badai Seroja? Mari kita coba menemukan jejak catatan di sini, bahwa terdapat 124 KK di desa Saukibe Amfoang Barat Laut dan 45 KK di desa Bokong Kecamatan Taebenu menempati rumah baru tipe 36; Â lainnya masih akan terus diupayakan untuk mencapai angka 100%.Â
Upaya dan kerja keras sambil untuk menangani dampak badai seroja beraroma kurang sedang. Hal ini kiranya dimaknai dalam keimanan sebagai "sedang mengantuk dan kelelahan" sehingga ada yang mengulurkan tangan dan mau mengambilnya. Para penyintas di desa Pukdale belum merasakan apa yang menjadi hak mereka sebagaimana catatan di sini dan di sini. Seratus sembilan puluh sembilan KK di desa Pukdale yang terdampak Badai Seroja akhirnya membawa masalah mereka ke ranah hukum.Â
Sampai dengan penghujung masa kepemimpinan paket Komitmen kabar selanjutnya tentang kasus ini terasa sepi. Para penegak hukum mungkin sedang menepi dalam refleksi Taman Getsemani.
Masyarakat desa Tunbaun di Amarasi Barat, desa Oesena di Amarasi dan masih banyak lainnya membutuhkan perhatian setelah terverifikasi. Penghujung masa kepemimpinan ini telah makin mendekat. Paket komitmen entah masih akan berkomitmen untuk menyelesaikan masalah anggota masyarakat yang terdampak badai Seroja.
Sementara itu terdapat aroma tidak sedap di titik pembangunan Gedung Olahraga Komitmen di Kecamatan Kupang Tengah. Beberapa kali masalah ini diangkat dan dipublikasi mendapat respon dari pakar hukum (di sini)dan anggota DPRD Kabupaten Kupang (di sini). Ini mengindikasikan ketidakberesan persoalan pembangunan yang digadang-gadang sebagai pendekatan untuk mewariskan sesuatu yang berharga di Kabupaten Kupang.Â
Paket Komitmen yang berkomitmen dengan Revolusi 5P untuk pembangunan Kabupaten Kupang sampai di penghujung masa kepemimpinan masih ada yang harus diselesaikan. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Pariwisata; dipastikan belum tuntas. Mungkin Paket Komitmen masih berkomitmen untuk melanjutkan pada periode yang akan datang, atau mungkin akan berpisah.
Penutup
 Aundiensi MSH GMIT dan rombongan 14 Ketua MKH se-Kabupaten Kupang dengan Bupati Kupang telah berlangsung di tengah masa refleksi Minggu Sengsara Yesus menuju Wafat-Nya pada perayaan Jumat Agung. Konsep pelayanan dan pikiran strategis telah ditawarkan dalam balutan aksara kaum rohaniawan.Â
Dalam catatan kitab suci, selalu saja ada nabi yang mengingatkan para raja untuk menunaikan tugas sesuai kehendak Tuhan. Raja-raja yang mengabaikan kehendak-Nya, maka Ia akan membelakangi mereka bahkan mereka akan kalah perang dan diangkut ke pembuangan.Â
Evaluasi terhadap kinerja Paket Komitmen di penghujung masa kepemimpinan akan terlihat oleh publik melalui pertanggungjawaban di dalam Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebelum paket ini "meninggalkan" pusat pelayanan publik, Oelamasi. Semoga Sidang itu bukan sekadar seremoni belaka bersama para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kupang.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 30 Maret 2024
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H