"Rencana pertemuan ini sudah kami rindukan, kami mencari waktu yang tepat dan kita bersyukur atas ijin Tuhan, kami bisa datang, bertemu dan beraudiens dengan bapak Bupati di penghujung masa kepemimpinan,"Â katanya.Â
Sudah selayaknya para rohaniawan GMIT menyampaikan demikian yang rasanya seperti basa-basi dan amat normatif. Tidak ada hal yang luar biasa sebagai kado pertemuan ini di penghujung masa kepemimpian. Bukankah kepemimpinan di semua jenjang pemerintahan itu selalu berpasangan sebagaimana ketika memulai dalam proses pemilihan?
Bupati Kupang, Drs. Korinus Masneno tentu menyambut gembira kunjungan ini. Laporan Prokopim yang diterima Redaksi infontt.com mencatat bahwa pertemuan itu sebagai upaya duduk bersama dalam rangka membangun dan mengembangkan masyarakat Kabupaten Kupang di mana di dalamnya ada anggota GMIT. Banyak produk pembangunan sudah dan sedang dibangun dan dinikmati. MSH GMIT dan para MK di dalam Kabupaten Kupang merupakan stakeholder bersama Pemerintah Kabupaten Kupang.
Dari beberapa media daring tidak disebutkan secara spesifik konsep pelayanan terbaik yang ditawarkan kepada Pemerintah Kabupaten Kupang oleh MSH GMIT dan 14 Ketua MKH. Demikian pula sebaliknya, bupati Kupang menyebutkan, memberikan masukan dan pikiran-pikiran strategis. Bila bertanya, apa saja konsep pelayanan terbaik  yang ditawarkan dan apa saja masukan dan pikiran strategis itu?Â
Jika konsep pelayanan terbaik dari MSH GMIT dan 14 Ketua MKH di Kabupaten Kupang ditampung, kelak dapat menjadi catatan akhir dari paket Komitmen yang pernah berkomitmen membangun Kabupaten Kupang. Mungkinkah itu hanya akan menjadi dokumen di Gedung/Biro Arsip Kabupaten Kupang?
Catatan menarik untuk anggota Gereja Masehi Injili di Timor, MSH GMIT dan 14 Ketua MKH se-Kabupaten Kupang berkunjung dan mengadakan audiens dengan Bupati Kupang dalam minggu terakhir Sengsara Yesus. Suasana ini tergambar ketika Yesus dieluk-elukkan di Yerusalem. Ia disambut sebagai raja. Ia diterima dengan pawai kebesaran. Selanjutnya, sepi dan lengang di dalam kota Yerusalem. Taman Getsemani menjadi saksi bisu empat orang berada di sana. Tiga orang tidur pulas, dan seorang berdoa bahkan sampai tiga kali. "Ya Bapa, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku. Tetapi, jangan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang jadi." (Luk.22:42; TB LAI-ed.2).
Tiga orang yang tertidur pulas dibangunkan, "Mengapa kamu tidur, bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." (Luk.22:46; TB LAI-ed.2).
Jika kita berefleksi secara lebih luas dalam hubungannya dengan apa yang terjadi di penghujung masa kepemimpinan Bupati Kupang, paket Komitmen, rasanya MS GMIT dan 14 Ketua MKH se-Kabupaten Kupang sedang menginjeksikan "motivasi yang membangunkan dari kantuk"nya Komitmen. Paket ini Komitmen hendak menyelesaikan tugasnya dalam pelayanan, dan terlihat sedang kelelahan. Maka kepadanya disuntikkan motivasi dengan irama apa yang disebut, konsep pelayanan terbaik. Lalu diterima oleh yang terinjeksi dengan sebutan masukan dan pikiran strategis. Sayangnya kedua hal ini terjadi justru di penghujung masa kepemimpinan.Â
Baiknya publik bertanya, apa gunanya MSH GMIT Â dan 14 Ketua MKH se-Kabupaten Kupang bertemu dengan Bupati Kupang di penghujung masa kepemimpinan?
Segenggam Catatan Belaka di Penghujung Masa Kepemimpinan Komitmen
Masyarakat Kabupaten Kupang telah memilih paket Komitmen, yakni Drs. Korinus Masneno dan Jerry Manafe, S.H., M.Th sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kupang. Mereka telah memimpin Kabupaten Kupang untuk periode 2018 - 2023 dengan penambahan waktu antara Januari - Maret 2024.Â
Dalam masa kepemimpinan ini, paling kurang ada dua peristiwa penting yang melanda Kabupaten Kupang yakni: Pandemi Covid-19 dan Badai Seroja. Pada peristiwa pandemi covid-19, Kabupaten Kupang mengalokasikan anggaran sebesar 24 milyar rupiah (di sini). Anggaran sebesar itu diperuntukkan untuk operasional tim/satuan tugas covid-19, 11 milyar rupiah dan 13 milyar untuk penanganan dampak sosial dan ekonomi.Â