Dalil dan pembuktian para pihak berlangsung dalam satu persidangan yang keputusannya tidak dapat lagi diganggu dengan pengajuan permohonan kembali. Sifat dari keputusan itu yakni final dan mengikat (final and bunding) semua pihak, dan segera sesudahnya langsung dilaksanakan. Keputusan itu hanya boleh terjadi pada Mahkamah yang teruji dan terhormat. Makhkamah yang tidak dicemari dengan godaan. Mahkamah yang memiliki integritas kukuh.
Saat tulisan ini dibuat, para pihak sedang "bersengketa" di Mahkamah Konstitusi (MK). Sengketa itu akan segera diluruskan oleh para hakim MK agar jadwal sebagaimana dibuat oleh KPU tidak terganggu. Bila keputusan MK dalam sengketa ini berada di pihak para pemohon, maka kemungkinannya KPU sebagai pihak termohon akan kembali ke graha kehormatannya untuk memulai satu proses perulangan. Bila keputusan MK mengikuti pihak termohon dan pihak terkait, maka jadwal akan dilanjutkan.
Penutup
Pada hari Jumat, ketika Yesus berada di salib karena proses penyaliban-Nya, Ia berkata kepada Maria, ibunda-Nya  "Ibu, Inilah anak-Mu!' dan berkata pula kepada Yohanis, "Inilah ibumu!" (Yoh.19:26-27). Ini pesan terakhir, wasiat seorang Guru kepada murid-Nya; dan seorang anak kepada ibu-Nya. Wasiat keterpilihan dan "keterpisahan". Sang Anak memilihkan seorang anak lagi kepada ibu-Nya, dan sang Guru memilihkan ibu kepada murid-Nya. Adakah di sini nuansa politik praktis? Tidak!
Ketidaksangkaan. Maria tidak menyangka akan mendapati kata-kata akhir Yesus seperti itu, demikian pula Yohanis. Mereka membisu saja ketika mendengar kata-kata terakhir itu. Kata-kata yang diucapkan di tengah suasana hati yang sedang hancur tercabik, air mata yang sudah mengering, diikuti ketakutan dan berbagai nuansa hati yang tak dapat digambarkan. Keduanya saling menerima sebagai orang tua pada anak, dan anak pada orang tua.
Ketika MS GMIT 2020-2023 mengakhiri masa tugasnya, mereka menyerahkan tongkat kepemimpinan selanjutnya kepada MS GMIT 2024-2027; seraya mengingat pesan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdt (emr) Messakh Beeh. Â Estafet kepemimpinan ini adalah bagian dari sejarah pekabaran Injil kerajaan Allah. Bukan sekedar rutinitas kelembagaan. Tetapi merupakan sejarah Allah menuntun umatNya melalui para hambaNya. Â Menurut Pdt (emer) Messakh Beeh Tuhan memilih seseorang menjadi pemimpin dengan satu kontrak kerja yang berisi empat hal penting yang tidak boleh diabaikan, sebagaimana yang disyaratkan oleh Tuhan kepada Yosua, yakni: hati yang teguh, taat pada firman Tuhan, tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, dan membawa umat menuju tujuan yang Tuhan kehendaki (Yosua 1, di sini).
Bila analogi GMIT sebagai murid Kristus, tidakkah Yesus menitipkan seorang "ibu" bernama umat/jemaat yakni ibu yang melahirkan/memilihkan MSH GMIT untuk tugas organisasi, managerial, administrasi dan pelayanan?Â
Bila kelak MK memutus perkara sengketa pemilihan umum yang tak dapat lagi digugat, maka sebagai warga negara kita harus taat kepada keputusan itu. Kita segera menerima, menaati dan mulai kembali ke dalam rutinitas kehidupan yang normal dengan semangat juang sebagai insan ber-Tuhan, manusi yang toleran, tepaseliro, bersatu, demokratis dan beradilan sosial di dalam negara yang sama-sama dijejaki, Indonesia.
Selamat berefleksi pada Jumat Agung 2024 ini untuk Kaum Kristen di Indonesia.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 29 Maret 2024
Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H