Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bahasa Klamu dalam Pulau Pantar di Kabupaten Alor Lisan menjadi Tulisan

19 November 2023   12:42 Diperbarui: 19 November 2023   20:08 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana penyeberangan dan ketika tiba di desa tujuan; foto: Roni Bani

Ya, penuh kehati-hatian. Semua penumpang dan barang telah tiba di dalam perut kapal. Tali dilepas, motor/mesin dihidupkan, jangkar diangkut, "ritual" bagai tari lego-lego dilakukan oleh juru mudi sebanyak tiga kali sebelum berangkat. 

Para pengantar terus melambai-lambaikan tangan. Seorang anak dan seorang lelaki paruh baya yang secara sengaja tetap berada di atas kapal meloncat, dan berenang ke darat.

Kapal motor itu meninggalkan Bandar, masyarakatnya yang saling berkerabat dan toleran pada perbedaan, serta umat yang telah menikmati suatu peristiwa bersejarah dan tetap berkesan di atas prasasti hati dan sebingkai marmer hitam yang ditandatangani oleh Dra. June Jacob, MA, Prof. Dr. Charles Grimes, Ph.D dan Pdt. Nico Lumbakaana, M.Si.Teol.

Pelayaran ke Kalabahi memakan waktu kurang lebih 3 jam. Rombongan yang berada di perut kapal terlihat gembira. Beberapa kali ada sesi pemotretan di bagian depan kapal. Suatu pemandangan yang menarik sekaligus memacu adrenalin. Kapal-kapal motor dalam ukuran tertentu saling-silang di perairan selat-selat yang dilayari untuk tiba ke tujuan masing-masing.

Suasana saat rombongan kembali dari Pantar ke Kalabahi; foto & kolase: Roni Bani 
Suasana saat rombongan kembali dari Pantar ke Kalabahi; foto & kolase: Roni Bani 

Ketika mendekati dermaga Kalabahi terlihat suatu pemandangan kurang nyaman. Permukaan air laut di Teluk Mutiara penuh sampah plastik.

Sangat disayangkan, masyarakat pengguna alur pelayaran laut, selat dan teluk kurang peduli pada kebersihan laut. Sampah plastik mengapung di sana yang membutuhkan perhatian semua pihak yang berkepentingan untuk menjaga kebersihan pantai dan laut, terlebih lagi di tempat itu ada pemeliharaan kerang mutiara.

Pada pelayaran kali ini PA berkesempatan bercerita dengan pemilik kapal. Cerita itu selanjutnya PA tempatkan di sini.

Kapal Motor Malea tiba di dermaga Kalabahi. Rombongan UBB GMIT terbagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama masih akan tinggal di Kalabahi untuk satu kepentingan. Rombongan kedua melanjutkan pelayaran ke Kupang.

Rombongan kedua menggunakan jasa angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP) Feri (cepat) Bahari Express. Berangkat pukul 11.00 WITa dan tiba di Dermaga Tanjung Lontar Tenau Kupang pada pukul 17.30 WITa. Pelayaran yang mengesankan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun