Yeny Wahid menambahkan, jawabnya tadi, takunya nggak ada yang lirik, ... bukan lirik, ... ditarik... ... (dan seterusnya), dapat dilihat pada video berikut ini.Â
Demikian cuplikan wawancara yang menarik ini, yang dijawab seperti sangat berhati-hati.
Selanjutnya publik sudah mengetahui hasil akhir dari apa yang kiranya dideskripsikan sebagai drama politik oleh institusi yang dibentuk dari hasil kerja kerjas Reformasi 1998, yakni Mahkmamah Konstitusi. Keputusan yang telah dipikirkan sampai benar-benar masak, dibacakan dan telah menjadi konsumsi publik, bahkan langsung berada dalam tataran perwujudannya. Keputusan Mahkmamah Konstitusi yang disambut riang oleh Prabowo Subianto dan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Prabowo Subianto telah berketetapan hati menggandeng Gibran Rakabuming Raka. Keduanya berada dalam satu paket pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.Â
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menerima dan mendaftarkan mereka. Prosedur, tahapan dan pemenuhan persyaratan sudah dan sedang dijalani oleh para pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden. Pemeriksaan kesehatan, sosialisasi diri (yang bukan kampanye), diskusi di berbagai tempat atas undangan atau yang diadakan untuk maksud sosialisasi paslon, pemasangan baliho dan lain-lain. Semua itu menarik perhatian publik. Persepsinya pun variatif.
Mungkin sudah diduga sebelumnya oleh publik bahwa akan ada kelompok masyarakat tertentu yang akan melakukan sesuatuyang sifatnya "menggugat" keputusan Mahkamah Konstitusi. Mungkin. Faktanya demikian. Menurut laman resmi Mahkamah Konstitusi teredapat 21 laporan dugaan kode etik dan perilaku Mahkamah Konstitusi. Dua puluh satu laporan ini masuk ke meja Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang diketuai oleh Jimly Asshiddiqie.Â
Sidang-sidang MKMK telah berlalu, dan telah dibacakan keputusan MKMK pada tanggal 7 November 2023. Amar putusan ini menyangkut para hakim konstitusi, namun ternyata publik mengarahkan pancaindra pada satu orang hakim konstitusi yakni, Anwar Usman, Sang Ketua MK.Â
Pemberitaan tentang hal ini memenuhi jagad informasi. Dukungan, kritik dan lain-lain telah "meretakkan" persatuan atas nama polemik, berbeda pandangan dan pendapat di ruang publik. Respon tiga kubu terdengar saling berbeda walau secara prinsip menerima keputusan itu. Para kubu pengusung dan pendukung paslon presiden dan wakil presiden terus memasang kuda-kuda gerak pemenangan. Siapakah yang merindukan kekalahan dalam kompetisi berkelas prioritas dan primadona ini, pemilihan presiden dan wakil presiden?
Prabowo Subianto-Gibran Rakabumbing Raka telah mendapat dukungan publik secara luas, walau di sana-sini terdapat penilaian pada GRR sebagai telah melanggar etika. GRR sendiri menanggapi dengan pernyataan yang bagai sedang menghemat kata.
"Ya sudah, saya ngikut saja, ... " dan "Makasih, keputusannya ngikut saja." (sumber)
Jika jawabannya seperti ini, penanya mana pun akan tiba pada titik. Ia tidak lagi punya kesempatan bertanya selanjutnya. Hal yang sama terjadi ketika Helmy Yahya mewawancarainya atau yang terlihat pada program Rossi di Kompas TV. Berkali-kali bila para awak media hendak mewawancarai dipastikan GRR akan memberikan respon, namun sangat menghemat kata-kata.Â