Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Turnamen Sepak Bola Tarkam antara Persahabatan dan Perseteruan

23 Agustus 2023   12:57 Diperbarui: 25 Agustus 2023   19:23 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tangkapan Layar IG Kope Kampung; desain oleh Ansel Bani 

Turnamen sepakbola antar kampung (tarkam) di berbagai tempat diadakan untuk mengakomodir minat dan bakat kaum muda pesepakbola. Klub-klub sepakbola di kampung-kampung bergiat walau seringkali sifatnya timbu-tenggelam. Timbul saat turnamen tarkam diadakan, tenggelam sesudahnya. 

Turnamen sepakbola tarkam menghadirkan pemain-pemaian "bayaran" yang diasumsikan mumpuni untuk mengangkat dan menempatkan klub kampung yang satu berada di atas rata-rata klub kampung lainnya. Maka, tidak heran ketika pertandingan berlangsung, penonton berjubel di pinggir lapangan, walau jumlahnya tak sebanding dengan pertandingan sepakbola di liga Indonesia (Liga 2 atau liga utama). 

Nuansa semarak menghidupkan masyarakat peminat sepakbola di kampung-kampung. Anggota masyarakat akan berbondong-bondong pergi ke lapangan sepakbola di mana turnamen diselenggarakan. Mereka akan sangat antusias mendukung tim kesayangan dan idola. Emosi penonton dimainkan sedemikian rupa agar spirit itu mendorong pemain di dalam lapangan untuk berlaga sehebat mungkin, menciptakan peluang dan menghasilkan gol-gol indah dan spektakuler. Itulah sebahagian hal di antara harapan ikut menjadi penonton satu pertandingan sepakbola dengan tim kesayangan dan idola.

Tersebutlah dua turnamen tarkam yang populer di wilayah Amarasi Raya: Fortuna Cup dan JPW-Sober Cup. Keduanya mengambil tempat penyelenggaraan yang berbeda. Fortuna Cup diselenggarakan di desa Tunbaun Kecamatan Amarasi Barat. JPW-Sober Cup menyelenggarakan turnamen tarkam di desa Tesbatan 1, Kecamatan Amarasi. Menariknya, JPW-Sober Cup diinisiasi oleh (mantan anggota DPR RI) Fary Francis, dan dilanjutkan oleh Jan Piter Windy dan Serena Francis. Keduanya kader partai Gerindra (sumber).

JPW-Sober Cup diadakan secara tetap setiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2023 ini sudah sembilan kali diadakan turnamen ini. Setiap tahunnya selalu ada pertambahan klub-klub sepakbola dari kampung-kampung di Amarasi Raya yang mendaftar. Suatu perkembangan menarik dan membanggakan dalam dunia persepakbolaan tarkam. Para muda peminat sepakbola makin memperluas jangkauan persahabatan, yang semula hanya antarmereka sendiri di dalam kampung masing-masing, keluar dan meluas ke kampung-kampung.

Hal perluasan persahabatan antarpara muda peminat sepakbola itu terjadi oleh karena, sebelum pertandingan resmi dilaksanakan, mereka mengadakan pertandingan persahabatan sebagai ajang uji coba. Tim atau klub yang satu bertandang ke klub yang lain dan sebaliknya. Mereka saling berkunjung dan bertandang untuk uji coba atau sekadar menjajal kemampuan dan ketrampilan tim dalam olah bola di lapangan, sekaligus saling mengenal dan bersahabat.

Persahabatan di zaman ini terjalin tidak terbatas ketika bersua (kopi darat), tetapi dilanjutkan untuk saling follow pada akun medsos milik mereka. Respon dan komentar atas caption menandakan antarmereka ada kontak komunikasi yang baik. Hal ini mengindikasikan adanya sikap dan olah pikir positif dari mereka baik sebagai individu maupun tim.

Kolase, Sumber: IG Kope Kampung, desain oleh Ansel Bani
Kolase, Sumber: IG Kope Kampung, desain oleh Ansel Bani

Ketika para tim mulai bertanding, penonton tak ketinggalan berdiri di pinggir lapangan. Mereka akan meneriakkan yel yel yang memberi spirit kepada tim yang didukungnya. Saking mengidolakan timnya, para penonton pun melupakan persahabatan. Mereka pun lupa pada aturan yang diberlakukan apabila terjadi sesuatu yang merugikan para pemain sepakbola.

Baca juga: Buku Baru dan Puisi

Beberapa kejadian terjadi di lapangan, seperti makian, ancaman untuk dilempari dengan batu dan bukan saja mengancam, penonton pun benar-benar melempari pemain dengan batu. Kejadian yang demikian terjadi, salah satunya pada pertandingan fase 16 besar JPW-Sober Cup di Tesbatan 1. 

Dua tim saling menjajal ketrampilan mengolah bola di lapangan untuk mengecoh lawan agar dapat menggiring bola dan memberikan umpan-umpan memanjakan pada rekan setim. Rekan setim yang mendapatkan bola berupaya untuk melewati pemain lawan, berharap dapat berhadapan langsung dengan penjaga gawang. Sungguh, bukan suatu perkara mudah. Mereka harus salng berjibaku memperebutkan bola dari kaki ke kaki.

Emosi pemain tersulut manakala psy war sudah dimulai di medsos, terbawa ke dalam lapangan sepakbola yang dipicu oleh teriakan penonton secara negatif. Barisan para penonton baik individu maupun kelompok akan berusaha untuk menaikkan tensi emosi pemain lawan sehingga kawan dalam tim yang mereka dukung akan "naik" tensi emosi berisi semangat juang pantang menyerah. Dampaknya, segala cara dihalalkan asalkan bola dapat dikuasai untuk mencapai ruang tembak menuju gawang yang mungkin saja dapat membobol gawang lawan.

Bila gawang kebobolan, pencetaknya akan melakukan selebrasi dengan meniru gaya para pemain sepakbola profesional. Selebrasi itu akan mengundang perhatian penonton untuk memberikan apresiasi sekaligus memberi spirit dan menginjeksikan motivasi ke dalam roh tim yang didukungnya.

Persahabatan akan ternodai bila satu tim membayar jasa pesepakbola (amatiran). Pesepakbola yang demikian akan kembali ke tempat darimana ia berasal. Ia tidak peduli akan persahabatan, tetapi lebih peduli pada kemenangan apa pun caranya. Menciderai dalam ukuran kecil (luka) hingga terkilirnya tulang-tulang (terlepas dari dudukannya), menjadi ancaman pada kesehatan tubuh yang menjadikannya perseteruan (lawan) sesudah berada di luar lapangan sepakbola.

Pemain sepakbola tertentu pada turnamen tarkam dapat menjadi musuh pada yang lain. Penonton dapat saja memusuhi seseorang atau bahkan keseluruhan pesebakbola secara tim. Mereka dapat saja membangun "perseteruan dan permusuhan" yang meluas antarkampung pula. Hal ini mengancam persahabatan yang dijunjung ketika turnamen dicanangkan. Maka panitia penyelenggara sigap mengatasi masalah ini dengan menerapkan aturan yang sudah disepakati bersama. Aturan yang sifatnya lokal dalam durasi selama turnamen tarkam dimainkan. Salah dua di antara sekian banyaknya pasal aturan yang disepakati misalnya, pemain dan tim mendapatkan denda dengan sejumlah uang, dan kedua bila pelanggaran bersifat membahayakan sampai mengancam persahabatan, maka hukuman dikeluarkan (diskualifikasi) dan dilarang tampil pada penyelenggaraan turnamen tarkam tahun berikutnya.

Hal lain yang mendapat perhatian pengamat yakni, izin keramaian. Izin keramaian dikeluarkan oleh pihak kepolisian. Apakah jadwal pertandingan tidak ada di tangan pihak kepolisian yang mengeluarkan izin keramaian? Hanya mereka yang mengetahuinya. Pertandingan pada fase grup, tidak terlihat anggota kepolisian berjaga-jaga. Ketika dunia medos makin "panas" komunikasi antara penonton, pemain dan banyak penggunanya, maka mulai terlihat anggota kepolisian di sekitar lapangan sepakbola tempat penyelenggaraan turnamen tarkam itu.

 

 Turnamen sepakbola tarkam makin menjamur di berbagai tempat di dalam pulau Timor. Turnamen sepakbola diselenggarakan baik untuk memeriahkan hari "keramat" Proklamasi Kemerdekaan NKRI maupun untuk kepentingan sesaat karena kebutuhan politik praktis. Semua turnamen selalu akan berdampak pada persahabatan dan perseteruan. Publik dan masyarakat pasti memilih persahabatan daripada perseteruan. Penyelenggara pun sungguh-sungguh mau menciptakan persahabatan dan persaudaraan, bukan sebaliknya perseteruan dan permusuhan.

Turnamen sepakbola tarkam boleh jadi menjadi ajang pencarian bakat pula. Turnamen yang sudah tetap dan terdaftar pada Asosiasi Sepakbola jenjang Kabupaten dan Kota dapat saja menelorkan pemain muda berbakat yang dapat naik ke jenjang liga nasional. Inilah harapan terbesar dari penyelenggaraan turnamen sepakbola tarkam. 

Umi Nii Baki-Koro'oto, 23 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun