Dua tim saling menjajal ketrampilan mengolah bola di lapangan untuk mengecoh lawan agar dapat menggiring bola dan memberikan umpan-umpan memanjakan pada rekan setim. Rekan setim yang mendapatkan bola berupaya untuk melewati pemain lawan, berharap dapat berhadapan langsung dengan penjaga gawang. Sungguh, bukan suatu perkara mudah. Mereka harus salng berjibaku memperebutkan bola dari kaki ke kaki.
Emosi pemain tersulut manakala psy war sudah dimulai di medsos, terbawa ke dalam lapangan sepakbola yang dipicu oleh teriakan penonton secara negatif. Barisan para penonton baik individu maupun kelompok akan berusaha untuk menaikkan tensi emosi pemain lawan sehingga kawan dalam tim yang mereka dukung akan "naik" tensi emosi berisi semangat juang pantang menyerah. Dampaknya, segala cara dihalalkan asalkan bola dapat dikuasai untuk mencapai ruang tembak menuju gawang yang mungkin saja dapat membobol gawang lawan.
Bila gawang kebobolan, pencetaknya akan melakukan selebrasi dengan meniru gaya para pemain sepakbola profesional. Selebrasi itu akan mengundang perhatian penonton untuk memberikan apresiasi sekaligus memberi spirit dan menginjeksikan motivasi ke dalam roh tim yang didukungnya.
Persahabatan akan ternodai bila satu tim membayar jasa pesepakbola (amatiran). Pesepakbola yang demikian akan kembali ke tempat darimana ia berasal. Ia tidak peduli akan persahabatan, tetapi lebih peduli pada kemenangan apa pun caranya. Menciderai dalam ukuran kecil (luka) hingga terkilirnya tulang-tulang (terlepas dari dudukannya), menjadi ancaman pada kesehatan tubuh yang menjadikannya perseteruan (lawan) sesudah berada di luar lapangan sepakbola.
Pemain sepakbola tertentu pada turnamen tarkam dapat menjadi musuh pada yang lain. Penonton dapat saja memusuhi seseorang atau bahkan keseluruhan pesebakbola secara tim. Mereka dapat saja membangun "perseteruan dan permusuhan" yang meluas antarkampung pula. Hal ini mengancam persahabatan yang dijunjung ketika turnamen dicanangkan. Maka panitia penyelenggara sigap mengatasi masalah ini dengan menerapkan aturan yang sudah disepakati bersama. Aturan yang sifatnya lokal dalam durasi selama turnamen tarkam dimainkan. Salah dua di antara sekian banyaknya pasal aturan yang disepakati misalnya, pemain dan tim mendapatkan denda dengan sejumlah uang, dan kedua bila pelanggaran bersifat membahayakan sampai mengancam persahabatan, maka hukuman dikeluarkan (diskualifikasi) dan dilarang tampil pada penyelenggaraan turnamen tarkam tahun berikutnya.
Hal lain yang mendapat perhatian pengamat yakni, izin keramaian. Izin keramaian dikeluarkan oleh pihak kepolisian. Apakah jadwal pertandingan tidak ada di tangan pihak kepolisian yang mengeluarkan izin keramaian? Hanya mereka yang mengetahuinya. Pertandingan pada fase grup, tidak terlihat anggota kepolisian berjaga-jaga. Ketika dunia medos makin "panas" komunikasi antara penonton, pemain dan banyak penggunanya, maka mulai terlihat anggota kepolisian di sekitar lapangan sepakbola tempat penyelenggaraan turnamen tarkam itu.
Â
 Turnamen sepakbola tarkam makin menjamur di berbagai tempat di dalam pulau Timor. Turnamen sepakbola diselenggarakan baik untuk memeriahkan hari "keramat" Proklamasi Kemerdekaan NKRI maupun untuk kepentingan sesaat karena kebutuhan politik praktis. Semua turnamen selalu akan berdampak pada persahabatan dan perseteruan. Publik dan masyarakat pasti memilih persahabatan daripada perseteruan. Penyelenggara pun sungguh-sungguh mau menciptakan persahabatan dan persaudaraan, bukan sebaliknya perseteruan dan permusuhan.
Turnamen sepakbola tarkam boleh jadi menjadi ajang pencarian bakat pula. Turnamen yang sudah tetap dan terdaftar pada Asosiasi Sepakbola jenjang Kabupaten dan Kota dapat saja menelorkan pemain muda berbakat yang dapat naik ke jenjang liga nasional. Inilah harapan terbesar dari penyelenggaraan turnamen sepakbola tarkam.Â
Umi Nii Baki-Koro'oto, 23 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H