"ha ha ha ha.... ... ha ha ha ha... ... ." demikian derai tawa Lusifer.
"Hai insan kreasi Sang Khalik. Aku sendiri dikreasikan oleh-Nya. Aku diusir dari singgasana kemuliaan. Aku di sini menjadi Penggodamu. Kusediakan kemuliaan, kehormatan dalam perutmu. Buncit perutmu akan terus mengembang. Relung hati kecilmu rak akan pernah penuh oleh keinginan dan kerakusan. Kau akan terus berada dalam dosamu, walau kau berbuih bibir pada ayat-ayat suci yang kau rapalkan setiap saat. Matamu akan kubolak-balikkan ketika melihat kemewahan untuk mencapainya, sementara kemelaratan akan kau pecundangi agar kau tetap menjadi pendurhaka dengan bibir kesalehan." Lusifer berorasi seakan berhadap-hadapan dengan sejuta insan.
Kini, kaum saleh dan apologist masih akan terus berada di jalur keperkasaan dan keagungan masing-masing. Memberi tangan siapa sudi menerima? Ruang-ruang sempit pemenjaraan pun tak akan mematahkan dan mematikan kesalehan yang mengantar keterbelahan, dan apologis yang menghunjukkan keramahan semu.
Tersenyumlah...
Umi Nii Baki-Koro'oto, 29 Juli 2023
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H