Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selebrasi Puncak Perayaan Hari Kelahiran Herodes dan Puisi Butet Kertaredjasa

30 Juni 2023   10:05 Diperbarui: 30 Juni 2023   10:10 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seniman Butet Kertaredjasa, Sumber: https://rm.id/baca-berita/nasional

Acep Iwan Saidi berbicara pada tataran keilmuan Sastra. Sastra lisan pada mulanya kemudian menjadi tulisan setelah melalui kajian-kajian ilmiah yang sistematis. Maka, berpantun sebagai puisi lama polanya terikat, sementara puisi yang dibacakan oleh Butet menurut Acep Iwan Saidi lebih merupakan deklamasi.

Djarot Saiful Hidayat, salah satu Ketua DPP PDI Perjuangan menyayangkan monolog Butet Kertaredjasa (sumber). Djarot mengatakan monolog itu kurang elok disampaikan pada puncak peringatan Haul Bung Karno. "Kalau sudah seperti itu, ya sebetulnya disampaikan di acara partai kita itu seperti itu tidak bagus lah. Tidak bagus. Kurang elok lah, kurang elok."

Sejumlah kritik disasarkan kepada Butet Kertaredjasa sesudah puisinya tiba di ruang publik.

Jadi suatu "selebrasi" sebagai hadiah atau kado pada mereka yang menyelenggarakan suatu hari sukacita tentu akan membuat penyelenggara acara merasakan kehormatan dan kemuliaannya. Pemilik sukacita akan merasakan aura sukacita itu terbawa keluar sesudah acara itu berakhir. Pemilik sukacita hendak memastikan bahwa para tamu akan kembali dengan cerita menarik, mengesankan dan inspirasitif hingga implemtatif.

Penyelenggara acara tidak mengharapkan kasak-kusuk, atau apa yang disebut sebagai grasa-grusu di tengah hingar-bingar suasana dan tahapan penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2024 ini di Indonesia.

Hari Kelahiran Herodes Antipas menghadirkan "selebrasi" berupa kado kepala Yohanis Pembaptis.

Haul Bung Karno menyisakan diskusi di sekitar "selebrasi" puisi oleh Butet Kertaredjasa. Mari membacanya sebagaimana PA kutipkan (sumber)

Di sini semangat meneruskan
Di sana maunya perubahan
Itulah sebuah persaingan

Di sini menyebutnya banjir
Di sana menyebutnya air yang parkir
Begitulah kalau otaknya pandir

Pepes ikan dengan sambil terong 
sambil nikmat tambah daging gempal, 
Orangnya diteropong 
KPK karena nyolong,
 eh lha kok koar koar mau dijegal

Jagian Pak Jokowi rambutnya putih, 
Gigih bekerja sampai jungkir balik, 
Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih, 
jika kelak ada presiden hobinya kok menculik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun