Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tampil Beda di Tengah Ogoh-Ogoh

30 Maret 2023   07:09 Diperbarui: 30 Maret 2023   07:13 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah keramaian menuju Nyepi dalam rangkaian 3 upacara pertama itu, anak kami, Anselans P. Bani hadir dan turut mengambil bagian dalam mengabadikan momentum itu. Beberapa foto dikirimkan pada saya, yang menginspirasi untuk menulis artikel ini.

Foto: Anselans P. Bani, Kolase oleh Roni Bani
Foto: Anselans P. Bani, Kolase oleh Roni Bani

Anselans P. Bani memberikan deskripsi sebagai berikut:

Foto yang saya ambil ini adalah foto Pengrupukan yang dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh. Peristiwa terjadi hari Selasa, 20 Maret 2023, dimana arak-arakan oleh masyarakat mengelilingi Patung Catur Muka. Salah satu budaya yang selalu dilakukan sehari sebelum hari raya Nyepi.
Terlihat antusias masyarakat yang ikut meramaikan pawai ini sangat banyak, mungkin baru terbebas dari protocol Kesehatan, dampak covid 19 yang sempat melanda bumi.
Poin penting di karya saya ini adalah salah satu masyarakat yang ada dalam frame foto ini memiliki sebuah tato Yesus. Ini merupakan titik menarik dari foto ini, dimana dapat menggambarkan bahwa toleransi masih terjaga dengan baik antar agama di era gempuran intoleransi saat ini. Intoleransi menjadi benih penghancur persatuan dan kesatuan bangsa. Jadi pesan yang bisa diambil dari foto ini menurut saya adalah perbedaan yang dirajut tetap menjadi suatu keindahan jika dijalani bersama tanpa memandang perbedaan itu sendiri. Sebagaimana semboyan negara Indonesia yaitu "Bhinneka Tunggal Ika", berbeda-beda tetapi tetap satu.
Saya menggunakan kamera Sony a6000, dengan data teknis ISO 1250 |f/3.5 | shutter speed 1/80s. (Sumber: Chat WhatsApp)

Deskripsi tersebut akan digunakan untuk suatu presentasi di kampus dimana ia sedang menjalani kuliah.

Tiga lembar foto lainnya menggambarkan suasana kaum muda, kaum milenial yang hidup dalam zaman digitalisasi ini. Zaman dimana terasa tiada tangan tanpa android handphone. Mereka sangat antusias membuat video atau foto pada moment pawai ogoh-ogoh.

Foto-foto: Anselans P. Bani, kolase; Roni Bani
Foto-foto: Anselans P. Bani, kolase; Roni Bani

Suatu pemandangan yang menarik dari ketiga foto ini. Para kawula muda rela berdesak-desakan di tengah keramaian pawai ogoh-ogoh. Rasanya tidak ada yang mau menjadi pendengar cerita, tetapi justru menjadi presenter yang melaporkan suatu peristiwa secara real time. Rela berdesakan tanpa memandang status dan jenis kelamin, sambil tetap menjaga ketertiban.

Nah, apa yang dapat diambil dari perayaan hari raya Nyepi yang saya catat di sini? Tentu para sahabat pembaca mempunyai opini. Silahkan beri vote dan komentar pada kolom yang tersedia.

Salam Persahabatan dalam satu Blog Kompasiana. haha...

Umi Nii Baki-Koro'oto, 30 Maret 2023

Heronimus Bani  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun