Saran, pertimbangan dari berbagai kalangan sudah menyebar. Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr. Merry Kolimon telah meminta dengan sangat agar kebijakan ini dikaji ulang. Hal ini disampaikan pada kesempatan pembukaan Sidang Majelis Sinode (SMS) GMIT di Kupang. SMS GMIT dihadiri oleh Viktor Bungtilus Laiskodat untuk menyampaikan sambutan dan bersama-sama Ketua MS GMIT membuka sidang ini.Â
"Kami terus melihat dan mendengar kebisingan soal kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi. Kami mohon ada kajian yang baik dan sosialisasi  kepada masyarakat sebelum dijalankan, pak Gubernur." Pernyataan Pdt Mery Kolimon, Ketua MS GMIT (28/2/23) di GMIT Centre.
Romo Kristoforus M.Oki, Pr mengkritisi kebijakan Gubernut NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Â Berikut kutipan pernyataannya.
"Tujuan tidak boleh menghalalkan segala cara. Menjadikan manusia unggul bukan saja soal pintar ilmu pengetahuan dengan raihan angka tetapi lebih harus ditentukan oleh karakter dan sikap. Karena untuk alasan menjadikan generasi NTT unggul bukan sebagai alasan untuk membuat kebijakan siswa masuk sekolah jam 5 atau jam 5.30 pagi," tegas Romo Kristo, (1/3/23).
"Pak Gubernur NTT bersama Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT, harus tunjukkan kajian analitisnya bahwa mereka yang sekolah di UGM dan UI serta universitas Harvard itu mereka sekolah jam 5 atau setengah 6 pagi," tohok Romo Kristo.
Apakah suara dari kalangan pemimpin organisasi keagamaan didengarkan?
Penutup
Kita masih ada harapan bahwa  para guru, organisasi PGRI, Komite Sekolah, dan para pemangku kepentingan di dalam dan di sekitar dunia pendidikan akan terus mengawal kebijakan ini, baik dengan kritik maupun audiens dengan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi.
Bahwa sang gubernur pasti "tegar tengkuk", maju terus, namun harapannya untuk menciptakan generasi unggul secara cepat hanya dengan mengandalkan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi, tetaplah kebijakan yang kurang tepat.
Urai opini ini hanya desingan berlalu dari satu sudut kampung di Kabupaten Kupang. Terima kasih.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 1 Maret 2023
Heronimus Bani/Meo Umi Nii Baki-Koro'otoÂ