Demikian ringkas diskusi dengan Sang Mahasiswa.
Kain Selendang khas dari Alor
Kami sudah harus berpisah untuk sementara waktu. Sang Mahasiswa akan kembali baik ke kota dan akan melanjutkan ke Salatiga. Ia memberikan hadiah kejutan pada saya. Dua lembar selendang kecil khas Alor Timur dan pulau Ternate. Saya terkejut dibuatnya berhubung belum pernah terjadi ada mahasiswa berdiskusi dengan saya lantas memberikan hadiah seperti ini.Â
Dua lembar selendang kecil ini diperuntukkan untuk saya dan isteri saya. Sayang sekali isteri saya tidak berada di rumah pada saat Sang Mahasiswa berkunjung. Tugas dari institusi keagamaan lokal pada isteri saya untuk suatu kegiatan kaum perempuan gereja diikutinya untuk durasi 4 hari (pergi pagi - pulang petang). Jadilah saya mewakili ibu untuk menerima hadiah ini.
Alor Timur, satu wilayah terjauh di Pulau Alor. Sementara pulau Ternate yakni salah satu pulau di gugusan kepulauan Alor, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya mesti menulis seperti ini agar tidak bias pikir tentang Ternate yang ada di Maluku Utara.Â
Kabupaten Alor terdiri dari beberapa pulau, di dalamnya terdapat tiga pulau besar yang diistilahkan oleh masyarakat sebagai Tribuana (tiga daratan). Tiga daratan besar ini disangga oleh pulau-pulau kecil di sekitarnya yang menambah eksotisnya Kabupaten/Kepulauan Alor.
Tenunan sebagai salah satu kerajinan khas masyarakat Alor, sebagaimana umumnya masyarakat penenun di Nusantara. Bedanya, tenunan khas masyarakat adat di gugusan Kepulauan Alor saling berbeda yang menunjukkan kekhasan masyarakatnya.
Pada gambar di bawah ini, kain tenunan dengan warna menyolok hijau, berasal dari pulau Ternate/Alor, sementara yang bercorak belang putih-hitam dan dengan bentuk-bentuk simetris, milik dan berasal dari Alor Timur
Penutup
Diskusi telah berakhir. Pemberian hadiah tanda kenangan pun telah usai, tetapi komunikasi tetap akan dibangun dalam diskusi yang saling membangun, membagikan inspirasi dan pengetahuan. Suatu perkembangan yang baik di zaman digital ini dimana diskusi dapat dilakukan melalui aplikasi-aplikasi. Pengetahuan makin menyebar, dunia makin sempit sebagaimana kata orang, dunia zaman ini bagai satu kampung global.
Terima kasih kaka Ona yang sudah berkunjung ke Umi Nii Baki. Rumah adat yang tidak ada konstruksinya sebagaimana yang pernah dibangun oleh leluhur kami. Rumah adat yang fungsional tanpa konstruksi yang terlihat. Semoga diskusi ini menjadi pintu masuk pada saat menyiapkan rancangan penelitiannya. God in Holy Jesus name blesses you.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 3 Desember 2022Â