Pada unit-unit Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidayah (jujur saja) bahwa belum semua sekolah memiliki perangkat TIK yang memadai untuk akses jaringan internet yang makin "memudahkan dan memanjakan" ini. Maka, pendekatan yang digunakan sebagaimana yang tertera pada POS ANBK itu, yakni daring dan semi daring, mandiri dan menumpang.
Pada unit-unit sekolah yang mandiri, mereka akan secara langsung mengakses jaringan internet dan mengunggah. Proses ini dibantu oleh petugas yang disebut proctor dan operator sekolah, serta pengawas pelaksanaan asesmen berbasis computer itu. Maka, diperlukan apa yang disebut gladi ANBK.
Pelaksanaan Gladi bersih bagi siswa tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan simulasi. Â Jika saat simulasi menggunakan data dummy, maka saat gladi bersih menggunakan data siswa sebenarnya, seperti nama dan tanggal lahir yang tertera pada biodata siswa. Di siniah tugas proktor untuk membantu para siswa agar sesuai judul Pengaturan Sesi Gladi bersih, atau membuat jadwal untuk pelaksanaan gladi bersih.
Pada saat pelaksanaan, bila jumlah siswa melebihi ketersediaan perlengkapan, maka sesi pelaksanaannya pun diatur sehingga semua peserta dapat mengikutinya secara baik. Pada hal-hal sebagaimana ternyata di atas itu, maksud dari pelaksanaan gladi ANBK dilaksanakan. Itulah sebabnya, saya cenderung menyebutkannya sebagai pengalaman dan pendekatan empiris, dimana semua hal yang terjadi, terlihat, dan terasakan pada konteks dan lokusnya. Ini akan memberi ruang dan peluang korektif pada penyelenggaraan ANBK, khususnya pada siswa Sekolah Dasar di pedesaan, daerah pantai, wilayah perbukitan dan landai.
Salah satu hal yang turut berpengaruh pada pelaksanaan gladi ANBK yakni jaringan listrik dan arus listrik yang terus menyala untuk melancarkan tugas ini.
Dengan demikian, beberapa hal yang sangat berpengaruh pada pelaksanaan ANBK (simulasi, gladi dan real pelaksanaan) yakni:
- Kesiapan anak-anak (psikis, fisik)
- Kesiapan Proctor, Operator, Pengawas Ruang
- Ketersediaan perlengkapan IT (laptop, gadget, Wifi, sejenisnya)
- Ketersediaan jaringan listrik dan arus listrik (lancar atau sering padam)
Penutup
Suatu pengalaman sedang terjadi lagi di Sekolah Dasar Inpres Nekmese, Amarasi Selatan Kabupaten Kupang. Para siswa Kelas 5 sebanyak 11 orang (L,5; P,6) sedang mengikuti ANBK. Bekerja sama dengan SMP Negeri 3 Amarasi Selatan, sebanyak 11 unit laptop yang dipinjamkan untuk dimanfaatkan untuk maksud ini.
Kepala Sekolah, Guru, Proktor, Operator Sekolah dan para siswa peserta mengharapkan suasana ini berlangsung aman dan nyaman. Persiapan telah dilakukan beberapa hari sebelumnya, yakni simulasi dan sinkronisasi. Lalu pada hari ini, sesuai jadwal yang tersedia, mereka pun menjadi pelaku gladi ANBK secara aman dan nyaman, walau memang harus dibantu pada tahap awal.
Inilah sekadar catatan mengingatkan kami. Terima kasih.
Heronimus Bani, Guru SD Inpres Nekmese, Amarasi Selatan, Kab Kupang