Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Catatan Kelupaan Ketika Berada di Alor

4 Desember 2024   15:31 Diperbarui: 5 Desember 2024   16:07 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis di pintu masuk Museum 1000 Moko; foto: dokpri Roni Bani
Penulis di pintu masuk Museum 1000 Moko; foto: dokpri Roni Bani

Sesudah berkunjung ke Museum 1000 moko, kami melanjukan perjalanan ke Lembur. Kami masih beristirahat sejenak untuk menikmati makan siang di suatu tempat.

Di sana satu tim penerjemah Alkitab menyambut kami dan berkisah tentang tugas yang sedang dikerjakan, kerinduan masyarakat di sekitar mereka agar bahasa yang mereka gunakan segera dapat mewujud dalam rupa tulisan.

Penari siap untuk seremoni penyambutan dan patung burung rajawali salah satu ikon desa Tulleng; foto&kolase: Roni Bani
Penari siap untuk seremoni penyambutan dan patung burung rajawali salah satu ikon desa Tulleng; foto&kolase: Roni Bani

Rombongan tiba di desa Tulleng Kecamatan Lembur sekitar pukul 16.00 WITa. Rombongan disambut pengalungan kain tenun yang khas dan tarian khas masyarakat adat Lembur di desa Tulleng.

Seremoni penyambutan di Tulleng dimulai dengan tarian lego-lego dan sambutan-sambutan. Semua orang yang hadir pada senja itu berbaur dalam kegembiraan.

Malam membungkus kami. Anggota rombongan mendapatkan penginapan untuk beristirahat, berhubung pada hari berikutnya akan diadakan ibadah peluncuran Injil Markus dan Kidung Rohani dalam Bahasa Lembur. (Sumber)

Jumat (1/11) Ibadah berlangsung meriah. Hadir pada kesempatan ini para pejabat dari Pemerintah Kabupaten Alor, Anggota DPRD, pimpinan kepolisian sektor, Pimpinan TNI Rayon Militer, jemaat dan pada umumnya masyarakat pengguna bahasa Lembur.

Tarian khas dan lagu dalam Bahasa Lembur mewarnai ibadah. Khotbah disampaikan dalam Bahasa Lembur yang dicampurkan dengan Bahasa Melayu Alor dan Bahasa Indonesia. Menarik.

Di bawah ikon desa Tulleng dan papan bertuliskan Peluncuran Injil Markus dalam Bahasa lembur; foto: dokpri Roni Bani
Di bawah ikon desa Tulleng dan papan bertuliskan Peluncuran Injil Markus dalam Bahasa lembur; foto: dokpri Roni Bani

Rangkaian acara berakhir. Rombongan harus bersiap untuk kembali, tetapi menunggu sampai tiba jadwal kapal feri. Saya memilih untuk pulang lebih awal bersama 4 anggota rombongan lainnya. Kami menggunakan jasa penerbangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun