Sesudah berkunjung ke Museum 1000 moko, kami melanjukan perjalanan ke Lembur. Kami masih beristirahat sejenak untuk menikmati makan siang di suatu tempat.
Di sana satu tim penerjemah Alkitab menyambut kami dan berkisah tentang tugas yang sedang dikerjakan, kerinduan masyarakat di sekitar mereka agar bahasa yang mereka gunakan segera dapat mewujud dalam rupa tulisan.
Rombongan tiba di desa Tulleng Kecamatan Lembur sekitar pukul 16.00 WITa. Rombongan disambut pengalungan kain tenun yang khas dan tarian khas masyarakat adat Lembur di desa Tulleng.
Seremoni penyambutan di Tulleng dimulai dengan tarian lego-lego dan sambutan-sambutan. Semua orang yang hadir pada senja itu berbaur dalam kegembiraan.
Malam membungkus kami. Anggota rombongan mendapatkan penginapan untuk beristirahat, berhubung pada hari berikutnya akan diadakan ibadah peluncuran Injil Markus dan Kidung Rohani dalam Bahasa Lembur. (Sumber)
Jumat (1/11) Ibadah berlangsung meriah. Hadir pada kesempatan ini para pejabat dari Pemerintah Kabupaten Alor, Anggota DPRD, pimpinan kepolisian sektor, Pimpinan TNI Rayon Militer, jemaat dan pada umumnya masyarakat pengguna bahasa Lembur.
Tarian khas dan lagu dalam Bahasa Lembur mewarnai ibadah. Khotbah disampaikan dalam Bahasa Lembur yang dicampurkan dengan Bahasa Melayu Alor dan Bahasa Indonesia. Menarik.
Rangkaian acara berakhir. Rombongan harus bersiap untuk kembali, tetapi menunggu sampai tiba jadwal kapal feri. Saya memilih untuk pulang lebih awal bersama 4 anggota rombongan lainnya. Kami menggunakan jasa penerbangan.