Mohon tunggu...
Theofilus Benedict
Theofilus Benedict Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Posting kalau dibutuhkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunakan Sensor IoT untuk Pemantauan Kondisi Tanaman Jangung

12 November 2024   09:48 Diperbarui: 12 November 2024   10:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

               Peningkatan produktivitas pertanian merupakan tantangan penting untuk mencukupi kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Di tengah tantangan ini, teknologi Internet of Things (IoT) menjadi solusi yang dapat membantu para petani meningkatkan efisiensi dan produktivitas hasil pertanian, khususnya tanaman jagung yang menjadi salah satu komoditas pangan utama di banyak negara, termasuk Indonesia. 

Penggunaan sensor IoT dapat menjadi alat bantu pemantauan kondisi tanaman jagung yang efektif untuk memaksimalkan hasil panen dan mengurangi kerugian akibat kondisi lingkungan yang kurang mendukung.

               Pemantauan Kondisi Tanaman Jagung sangat penting dikarenakan tanaman jagung membutuhkan kondisi lingkungan yang optimal untuk tumbuh dengan baik, seperti temperatur yang tepat, kelembaban tanah yang cukup, dan asupan nutrisi yang seimbang. Jika salah satu faktor tersebut tidak terpenuhi, tanaman dapat mengalami stres dan produktivitasnya menurun. 

Selain itu, tanaman jagung juga rentan terhadap serangan hama dan penyakit, yang dapat mengakibatkan kerugian besar bagi petani jika tidak segera ditangani.

               Pemantauan kondisi tanaman secara manual tidak selalu efektif dikarenakan adanya human error dan luas lahan yang dikelola terlalu besar. Dengan adanya sistem pemantauan otomatis berbasis sensor IoT, petani dapat dengan mudah memantau dan menganalisis kondisi lingkungan sekitar tanaman jagung mereka secara real-time. Informasi yang diperoleh dari sensor-sensor ini memungkinkan petani untuk mengambil tindakan langsung yang preventif dan melakukan penyesuaian yang diperlukan agar tanaman tetap tumbuh optimal.

              Terdapat berbagai macam jenis sensor IoT seperti Soil Moisture Sensor, Temperature Sensor, Humidity Sensor, Light Sensor dan Nutrient Sensor. Soil Moisture Sensor berfungsi untuk mengukur kadar kelembaban tanah. Tanaman jagung membutuhkan kelembaban tanah sekitar 60-80% kapasitas lapang untuk pertumbuhan yang optimal, terutama pada fase vegetatif dan reproduktif. 

Jika kadar air dalam tanah berkurang, tanaman bisa mengalami stres kekeringan yang dapat mempengaruhi produktivitas. Dengan sensor kelembaban tanah, petani dapat mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menyiram tanaman atau mengaktifkan sistem irigasi.

               Temperature Sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mengetahui suhu udara dan suhu tanah pada lahan jagung. Tanaman jagung membutuhkan suhu udara 25-30C dan suhu tanah 15-30C untuk pertumbuhan secara optimal. 

Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi proses fotosintesis dan metabolisme tanaman. Dengan sensor suhu, petani dapat memantau kondisi suhu di lahan jagung mereka, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika suhu tidak sesuai, misalnya dengan meningkatkan atau menurunkan intensitas penyiraman pada cuaca panas.

            Humidity Sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mengukur kelembapan udara. Tanaman jagung membutuhkan kelembapan udara sebesar 60-80% untuk pertumbuhan yang optimal. Tingkat kelembaban yang terlalu rendah menyebabkan tanaman kehilangan banyak air melalui transpirasi, yang bisa menghambat pertumbuhan, mengurangi ukuran biji, dan mengganggu produksi tongkol. 

Kelembapan yang terlalu tinggi dapat Meningkatkan risiko penyakit seperti jamur, terutama jika disertai suhu tinggi. Hal ini juga dapat mengurangi penyerapan unsur hara, sehingga berdampak pada hasil panen.

            Cahaya sangat penting bagi tanaman jagung untuk melakukan fotosintesis. Sensor cahaya membantu dalam mengukur intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman. Tanaman jagung membutuhkan intensitas cahaya sebesar 30.000 hingga 50.000 lux untuk pertumbuhan yang optimal. Jika intensitas cahaya rendah, terutama pada fase pertumbuhan tertentu, pertumbuhan tanaman bisa terhambat. 

Data dari sensor cahaya dapat digunakan untuk mengoptimalkan paparan sinar matahari atau bahkan membantu dalam mengatur penggunaan lampu tumbuh jika diperlukan dalam kondisi lahan tertutup atau greenhouse.

            Nutrient Sensor diperluhkan untuk mengetahui unsur hara pada lahan tanaman jagung. Nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium sangat penting bagi pertumbuhan jagung. Sensor nutrisi tanah dapat memberikan data terkait kandungan nutrisi dalam tanah, sehingga petani dapat memberikan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Penggunaan pupuk yang tepat waktu dan sesuai kebutuhan tanaman dapat menghindari pemborosan sekaligus meningkatkan hasil panen.

            Sistem pemantauan IoT untuk tanaman jagung terdiri dari komponen utama seperti sensor, jaringan komunikasi, dan platform analisis data. Sensor-sensor yang dipasang di lahan secara real-time mengumpulkan data terkait kondisi tanah, suhu, kelembaban, cahaya, dan nutrisi. Data ini dikirim melalui jaringan komunikasi, seperti Wi-Fi, LoRa, atau jaringan seluler, ke platform analisis untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut menggunakan perangkat lunak yang terhubung ke sistem IoT. Berdasarkan informasi dari analisis data, petani dapat membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat. 

Beberapa sistem IoT bahkan memiliki fitur otomatisasi, yang secara otomatis mengaktifkan irigasi jika kelembaban tanah mencapai batas tertentu atau menyesuaikan penyiraman berdasarkan data suhu dan kelembaban. Selain itu, sistem IoT dapat memberikan notifikasi langsung ke perangkat seluler atau komputer petani sehingga mereka dapat memantau kondisi tanaman kapan saja dan di mana saja serta segera mengambil tindakan jika ada parameter yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman.

            Penggunaan sensor IoT pada tanaman jagung menawarkan beberapa manfaat, seperti efisiensi penggunaan air dan nutrisi dengan aplikasi yang lebih tepat, sehingga mengurangi pemborosan; peningkatan produktivitas melalui penciptaan kondisi lingkungan yang optimal; serta pengurangan risiko kegagalan panen karena sensor memungkinkan deteksi dini masalah lingkungan. 

Namun, penggunaan teknologi ini juga menghadapi tantangan, di antaranya adalah biaya investasi awal yang cukup besar terutama bagi petani kecil, keterbatasan infrastruktur karena tidak semua daerah memiliki akses jaringan internet yang stabil, dan keterampilan penggunaan teknologi yang belum dimiliki semua petani, sehingga memerlukan pelatihan khusus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun