Mohon tunggu...
Herulono Murtopo
Herulono Murtopo Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Foto Makro Keren dengan Lensa Kit

20 Januari 2019   17:00 Diperbarui: 20 Januari 2019   19:28 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi penyuka fotografi, makro itu keren dan untuk yang bagus tentu relatif mahal. Meskipun, untuk sebuah hobby sebenarnya ya ga mahal mahal amat.

Tapi untuk yang amatiran dan sekedar senang, ketika harga lensa lebih mahal dari kameranya, ya itu sudah mahal. Apalagi di era booming media sosial ini, fotografi menjadi sangat menarik. Ada trik yang bisa dipelajari, dapat foto keren a la generik dan tidak mahal.

Dengan sudut yang pas, rasanya puas dengan hasilnya | Dokumentasi pribadi
Dengan sudut yang pas, rasanya puas dengan hasilnya | Dokumentasi pribadi
Ketika pulang kampung akhir tahun kemarin, seorang amatiran foto yang menyimpan semacam obsesi bisa mendapatkan objek serangga, kampung halaman serasa surga.

Ada banyak sekali serangga yang bisa dijadikan objek di desa. Di Jakarta barangkali juga ada, namun tidak semelimpah kalau di kampung halaman. Dan untuk mendapatkan foto foto bagus, tentu saja kalau pakai DSLR harus membawa bekal banyak lensa.

Hal ini tentu ribet. Dan selain ribet, alasan utamanya karena ga punya. Hahaha... lensa kit-lah yang jadi andalan. Bisa digunakan dalam segala suasanya sebenarnya.

Termasuk untuk mendapatkan foto-foto makro, atau foto kecil yang detil dan tajam. Hanya saja, yang namanya generic, hasilnya tetap saja generic. Santai saja bisa ditingkatkan hasilnya dengan murah meriah.

ini juga lalat ketika sedang duduk duduk santai di teras rumah | Dokumentasi pribadi
ini juga lalat ketika sedang duduk duduk santai di teras rumah | Dokumentasi pribadi
Bagi saya, di otak saya ketika memotret makro akan banyak sekali objeknya. Yang paling umum adalah gambar lalat. Ini mah generic banget dan di manapun bisa kita dapatkan. Lalu kupu kupu, objek yang menarik dan selalu menarik untuk diabadikan dengan detail. 

Terakhir yang bagi saya sangat terobsesi adalah memotret laba laba yang matanya delapan itu. Jarang ada makhluk hidup yang matanya lebih dari dua, kan? Di Jakarta juga ada sih laba laba, tapi tak semudah di kampung halaman ketika mencoba untuk mengeksplornya.

Lensa kit apakah bisa tajam? Kayaknya bisa deh. Kalau mencoba searching di internet setidaknya ada 3 cara untuk mendapatkan gambar tajam, makro dengan lensa kit. 

Pertama dengan membalikkan kamera, kedua dengan cara menyambungnya dengan tabung atau extension tube, dan yang ketiga dengan menambahkan filter makro atau close up.

Bagi saya, ketiganya tidak berbeda jauh hasilnya, tapi cukup berbeda kalau hanya menggunakan lensa kit saja. Budget yang dikeluarkan juga ga banyak, kalau itu semua digabungkan untuk beli alatnya ga sampai 200.000,-

matanya itu loh, keren | Dokumentasi pribadi
matanya itu loh, keren | Dokumentasi pribadi
Tinggal bagaimana kemudian belajar dan berlatih saja. Satu hal umum atau hal dasar untuk foto-foto makro menggunakan lensa tersebut adalah pegangan harus kokoh, jaraknya harus pas dan relative dekat, dan satu hal lagi objek tidak banyak bergerak. Dalam hal inilah kemudian saya katakanlah bahwa di kampung halaman yang relative tenang, ketiga hal itu didapatkan.

Untuk cara memotret makro dengan membalikkan lensa, sepertinya tidak bisa digabungkan dengan dua cara lainnya. Sedangkan menyambung lensa dengan tabung, bisa digabungkan dengan menambahkan filter close up. Hanya saja, untuk cara ini objek harus benar benar tenang. Jaraknya juga lebih dekat, tentu saja hasil pembesarannya akan lebih keren. 

Saya sendiri hanya memilih salah satunya dan sangat jarang membalikkan lensa. Alasannya sih males saja. Oh ya, saya malas bukan karena masang ringnya untuk membalik atau cara motretnya lebih susah, bukan. Tapi karena waktu mau melepas ring dari kamera kok susah banget.

Kenapa ga pakai smartphone saja yang praktis?

Yup.. memang dengan teknologi digital sekarang ini smartphone menawarkan banyak kemudahan dan hasilnya biasanya bagus banget. Tapi ga tahu ya, saya sendiri bukan penikmat yang instan instan, kecuali kalau kepepet saja atau pas males. Atau memang momennya begitu cepat baru kemudian pakai smartphone maupun smartcamera. Punya sih sony experia yang hasilnya instan tapi kok gimana ya, ga puas gitu rasanya.

ini di Jakarta, didapatkan dengan menyalakan flash | Dokumentasi pribadi
ini di Jakarta, didapatkan dengan menyalakan flash | Dokumentasi pribadi
Maka saya menggunakan kamera jadul canon saya yang 1000D ini pada mode manual. Kenapa manual? Kita bisa lebih leluasa menginginkan hasil foto yang seperti apa. Jujur saja bertahun tahun saya memiliki kamera ini, dan baru sekali menggunakannya manual ketika dulu memotret galaksi.

Hampir ga pernah mempelajari dan baru sekarang sekarang saja ketika mencoba dan mendapatkan hasilnya yang lebih bervariasi saya menikmati yang manual ini.

Pada mode manual, kita bisa menyesuaikan dengan keadaan cahaya yang ada. Dan di situlah indahnya ketika kamera bisa diatur penyaringan cahayanya. Bandingkan dengan pencahayaan yang otomatis dari kamera, biasanya hasilnya ya gitu gitu saja, cenderung over exposure dan tidak terlalu tajam. Maka,mengatur dengan manual jauh lebih menyenangkan.

ini yang hampir sulit didapatkan di jakarta | Dokumentasi pribadi
ini yang hampir sulit didapatkan di jakarta | Dokumentasi pribadi
Saya bisa begitu senang dengan fotografi karena bisa menangkap pemandangan yang biasa biasa saja bisa menjadi tampak lain dan begitu indah ketika diabadikan dengan mata lensa.

Ada sesuatu yang lain, dan di situlah kita bisa lebih melihat banyak keajaiban di bumi ini. Termasuk dari hal hal kecil yang luput dari mata telanjang kita. meskipun untuk mendapatkan gambar tersebut kita sering sering harus mengkropnya, kecuali foto dengan objek besar seperti yang paling bawah itu sedikit sekali kroppingnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun