Mohon tunggu...
Herulono Murtopo
Herulono Murtopo Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Gatot Brajamusti Menyajikan Makanan Jin dari Dunia Ghaib

7 September 2016   09:50 Diperbarui: 7 September 2016   09:53 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai di ruang UKS, anak kesurupan itu masih teriak teriak. Lalu saya minta berbaring. Nurut. Ah, senang juga saya ada jin nurut sama saya. Hehehe... dan yang jelas saya bisa berkomunikasi dengan jin tersebut. Mungkin karena kecapekan, dengan mata yang masih mendelik ke atas itu, saya tawari minum. Mau tidak? dia tidak menjawab. tapi menangkap bahasa tubuhnya sih dia kehausan. Saya tinggalkan dia sendirian di dalam UKS untuk ambil air. Sementara saya tutup, saya sengaja agak lama berdiri di depan pintu.

Teriakan hanya terjadi dua kali di awal, selebihnya diam dan tenang. Saya minta salah seorang karyawab untuk ambilkan air putih. Begitu terdengar begitu karyawan itu mendekat ke saya dengan pintu yang ditutup dan kami di luar, si anak teriak teriak lagi. Lalu saya masuk dan menawarkan minuman. Dia minum dan saya bilang, sudah jangan teriak teriak. Kalau ga, saya akan mengusir roh ini dengan saya pukuli sapu loh. Dia pun terdiam. Senang juga saya bisa mengancam makhluk ghaib ini. Hahaha...

Hingga satu jam pelajaran dia tetap istirahat dan saya cuman duduk menemani anak itu. Saya suruh saja anak ini tiduran. Lalu saya ke kantor guru dan bertanya, kepada guru mata pelajaran, "bagaimana dengan anak itu, pelajarannya di sekolah?"

Gurunya menjawab, "hari ini ada PR pak..."

Saya ngobrol sebentar dengan guru guru di ruang guru sebelum kemudian kembali mendatangi anak tersebut. Saya bertanya kepada anak yang sekarang mulai tenang tersebut, "kamu sudah mengerjakan PRnya?"

Diapun menggeleng. Sayapun bertanya tanya, adakah hubungan antara dia belum mengerjakan PR dengan kesurupannya?

Saya mencoba mencari penjelasan ilmiah berkaitan dengan hubungan antara PR dan kesurupan. Ternyata ada saudara saudara.

Seorang psikolog bernama Susan Blackmore mengatakan bahwa orang-orang yang hidup di lingkungan yang religius akan lebih mudah mengait-ngaitkan hal tersebut dengan keberadaan makhluk halus atau kekuatan tak kasat mata. "Kasus kesurupan tersebut diperkirakan muncul karena anggapan masyarakat dengan sisi keagamaan yang kuat terlalu membesar-besarkan atau mengaitkannya dengan keberadaan makhluk halus," ungkap Blackmore seperti yang dikutip Guardian (2005).

Benar juga yak.... kesurupan biasanya ada kaitannya dengan keyakinan religius. Orang yang atheis jarang loh kesurupan. Hehehe....

Lah lalu apa hubungannya peristiwa kesurupan dengan PR? saya pernah membaca sebuah tulisan di KOMPAS, bagian opini, pengarangnya kalau tidak salah dari lingkungan santri. Cuman saya lupa, edisi berapa dan kapan, yang jelas waktu itu lagi heboh kasus kesurupan massal. Lalu, menurut tulisan yang saya lupa itu, kesurupan sering terjadi pada saat saat ketegangan memuncak.

Ini adalah fenomena psikologi. Dan umumnya, yang gampang kesurupan itu adalah wanita. Bagaimana ini bisa menjadi kesurupan massal? konon menurut ahli psikologi, kesurupan ini menular pada orang dengan tekanan psikologi yang sama. Bayangkan satu kelas mau ujian bersama dan mendapatkan tekanan yang sama, maka kalau salah seorang teriak teriak layaknya orang kesurupan maka yang lain akan ikut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun