Di langkah tegar, ia melangkah,Â
Ayah, pilar kehidupan yang kukuh,Â
Dalam senyumnya, dunia terpancar,Â
Menyinari jalan, takkan pernah pudar.Â
Kerap dalam bisikan malam yang sunyi,Â
Kisah kehidupan jadi pelita, menerangi,Â
Sabar yang mengalir dalam setiap detik,Â
Tanda kasihnya tak pernah pudar, selalu terjaga.
Dalam peluk hangat dan pesonanya yang lembut,Â
Bisikan nasihat terukir dalam hati,Â
Setiap langkahnya, menjadi jejak berarti,Â
Karya tanpa henti, bagi cinta yang tulus.
Ayah, dalam senyum dan tatapan penuh makna,Â
Jiwa penuh kasih, meski kata-kata tak terucap,Â
Bagai pohon yang tegar di tengah badai,Â
Ayah, tulus dalam setiap getaran nadanya.
Kau adalah benteng, sang penguat langkah,Â
Pada tiap cerita, kau jadi pelita,Â
Doa dan harapan, tersemat dalam rindu,Â
Ayah, segalanya, dalam tulusnya cinta yang abadi.
Selamat Hari Ayah, sosok yang abadi dalam hati,Â
Doa selalu tercurah, untuk ayah tercinta,Â
Semoga kasih dan cinta selalu terlimpah,Â
Ayah, pahlawan sejati, dalam hidupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H