(ii) beasiswa pemerintah Amerika Serikat (misalnya, Fulbright, USAID, Hubert H. Humphrey);
(iii) perusahaan swasta tempat kita bekerja atau bekerjasama;
(iv) badan atau LSM internasional (misalnya, Bank Dunia, International Union of Forest Research Organizations);
(v) kampus itu sendiri (melalui skema graduate atau research assistant) di mana kita harus bekerja beberapa jam dalam seminggu; (vi) atau opsi terakhir yaitu pembiayaan secara pribadi atau meminjam di bank dengan bunga sangat rendah yang harus dibayarkan kembali selesainya kita studi.
Untuk kasus saya, beruntung bisa mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah Amerika Serikat melalui USAID PRESTASI untuk studi master saya, dan juga dari pemerintah Indonesia melalui LPDP BUDI-LN untuk studi doktoral dengan kampus dan pembimbing akademik yang sama di University of Florida.
Memang cukup banyak dokumen yang perlu kita siapkan untuk mendaftar kampus di Amerika Serikat, selain dokumen curriculum vitae terbaru (atau resume), kemampuan bahasa inggris (TOEFL/IELTS/TOEIC), motivation letter atau personal statement mengapa kita ingin studi di sana, Letter of Acceptance dari kampus (jika ada dapat digunakan untuk mendaftar beasiswa), surat rekomendasi dari atasan di tempat kita bekerja atau dari dosen di kampus, serta hasil tes Graduate Record Examinations (GRE) yang biasa saya sebut Tes Potensi Akademik versi bahasa inggris (susahnya bukan main, dan cukup sekali saja saya mencoba).
Memang informasi yang saya sampaikan di atas hanya sebagian kecil saja mengenai seluk beluk studi di Amerika Serikat, untuk lebih detailnya, banyak sekali sumber referensi gratis lainnya dan bisa diakses melalui internet seperti Study In USA Panduan Lengkap Kuliah Di Amerika Serikat, Buku Panduan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat, Kuliah di Amerika Serikat, Studi Mandiri di Amerika Serikat Kumpulan Kisah Sukses Memperolah Beasiswa dari Perguruan Tinggi di Amerika Serikat, dan masih banyak sumber lainnya. Silakan untuk dibaca-baca dan pelajari.
Hal terpenting menurut saya untuk menggapai mimpi studi di Amerika Serikat, selain usaha secara maksimal adalah berdoa, terutama bagi yang masih memiliki orang tua, rajin-rajinlah memuliakan mereka dan meminta doa darinya, juga disiplin dan tidak kalah penting adalah menikmati setiap langkah dan proses yang kita lalui.
Sebelum memutuskan untuk studi S2 di Amerika Serikat, pada saat itu padahal saya sudah diterima di salah satu kampus di Belanda (Wageningen University) serta telah mengikuti pelatihan Bahasa Belanda dari beasiswa pemerintah Belanda selama 3 bulan di kantor Kedutaan mereka di Jakarta, namun ternyata Tuhan berkehendak lain untuk memberikan saya kesempatan belajar di negeri Paman Sam tersebut hingga hari ini.
Selamat mencoba...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H