Saya beruntung dapat kesempatan magang di Dinas Kehutanan Florida (Florida Forest Service) ketika menjadi mahasiswa S2 di sana, serta mendapatkan beberapa grant untuk konferensi secara gratis (misalnya, Society of American Foresters, Sustainable Forest Initiative, Tropical Coservation and Development).Â
Bahkan dana penelitian yang sangat besar di Amerika Serikat yaitu National Science Foundation (NSF) bisa kita akses. But, time constraint somehow always a reason...
(iv) Jaringan kolega multikultural.
Bayangkan teman kuliah dari berbagai negara dapat kita jumpai di kampus, setidaknya itu yang saya alami di kota Gainesville, Florida, yang mayoritas mahasiswa internasionalnya berasal dari Amerika Latin, namun juga tidak sedikit yang berasal dari Eropa, Afrika, dan Asia (dominasinya teman-teman dari Cina dan India).Â
Tentu saja, selain bertukar pikiran secara akademis, kita juga bisa belajar kebudayaan mereka (biasanya melalui makanan). Teman satu lab saya berasal dari Brazil, Argentina, Guyana.
(v) Last but not least, Travelling, yeay!
Dari televisi yang saya tahu ketika masih kecil, banyak sekali tempat-tempat terkenal di Amerika Serikat, dan itu merupakan motivasi terkuat saya untuk studi di sana.Â
Dari 50 negara bagian di sana, 2/5-nya sudah saya kunjungi, paling tidak ke tempat-tempat yang di anggap sebagai ikon wisata di sana seperti patung Liberty, US Capitol, Hollywood Walk of Fame, Las Vegas, jembatan Golden Gate di San Francisco, pantai Miami, dan lainnya.
Saya tidak sendirian sebagai mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat, setidaknya sekitar 9000 mahasiswa dari negara kita menempuh pendidikan dari 4700 kampus dengan berbagai macam program yang tersedia di Amerika Serikat dengan berbagai model pembiayaan.
Saya mencatat secara singkat setidaknya ada 6 (enam) peluang pembiayaan untuk studi di sana:
(i) beasiswa pemerintah Indonesia (misalnya, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan-LPDP, Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Luar Negeri-BPPLN);