Dalam pernyataan salah satu Calon Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah misalnya, terkait hal ini ke depan masyarakat NTB diminta untuk kembali memperhatikan sektor pertanian.
Dan visi dari seorang pemimpin seperti tersebut di atas sangatlah tepat. Cara sederhananya dengan mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah, demi ketahanan pangan. Apalagi ditengah kemajuan pembangunan di mana konversi lahan pertanian mulai menjadi sebuah keniscayaan.
Pembangunan pada sektor unnggulan dk negara agrarid seperti Indonesia saat kni haruslah konsisten membangun sektor pertanian, tanpa menafikan sektor unggulan lain seperti Pariwisata dan Pertambangan. Tentu saja ke depan semangat dan partisipasi masyarakat akan semakin dilibatkan untuk sektor pertanian yang menunjang ekonomi dan ketahanan pangan.
Berkiblat dari arah pembangunan di Provinsi NTB, sejatinya telah cukup lama ditetapkan sebagai salah satu lumbung pangan nasional yang akan menopang kebutuhan pangan di Indonesia. Selain berperan dalam ketahanan pangan nasional, sektor pertanian Provinsi NTB juga turut menopang perekonomian daerah di mana sektor ini menjadi penyedia tenaga kerja terbesar di NTB.
Bahkan BPS sendiri berdasarkan hasil survei angkatan kerja nasional (Sakernas) bulan Agustus 2022 bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyerap tenaga kerja terbanyak yaitu sebesar 34,57 persen
Kecuali itu share PDRB sektor pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar selama beberapa tahun berturut, di mana sektor ini menyumbang sebesar 21,39 persen dari PDRB NTB tahun 2022.
Keberhasilan sektor pertanian didukung oleh ketersediaan lahan sebagai sarana petani dalam membudidayakan tanamannya.
Banyak kelemahan dan kebijakan yang tidak pro rakyat yang saat ini terjadi di masyarakat pertanian khususnya, dimana banyak ditemukan fenomena konversi atau alih fungsi lahan pertanian. Â Alih fungsi lahan pertanian merupakan proses pengubahan lahan pertanian menjadi penggunaan selain pertanian. Alih fungsi lahan telah umum dilakukan mengingat semakin berkembangnya sektor perekonomian non pertanian.
Lahan pertanian dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat seperti pengembangan infrastruktur, kebutuhan permukiman, dan industrialisasi yang semakin berkembang saat ini.
Data BPS juga amenyebutkan, di tahun 2022, luas panen padi provinsi NTB berkurang hampir enam ribu hektare. Sebanyak 6 kabupaten/kota di Provinsi NTB yang mengalami penurunan luas panen padi apabila dibandingkan dengan tahun 2021.
Fenomena alih fungsi lahan di Provinsi NTB erat kaitannya dengan industrialisasi dan kegiatan pariwisata yang semakin gencar dilakukan saat ini.