Mohon tunggu...
hermawan Syamsul
hermawan Syamsul Mohon Tunggu... -

Menulis dan Membaca.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kirim Surat Cinta Kepada Jokowi, Putri Amin Rais Menepuk Air Didulang

30 Juni 2014   21:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:07 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih segar dalam ingatan, saat berlangsung debat capres dan cawapres, di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, Kamis tanggal 9 Juni 2014. Di penghujung acara ada sebuah kalimat indah yang revolusioner diucapkan oleh capres Jokowi, saat itu beliau menganalogikan bahwa "Demokrasi adalah sebuah kegembiraan rakyat" dan sekarang acara puncak kegembiraan demokrasi itu tinggal menghitung hari.

Semakin mendekati hari pesta rakyat yang perhelatannya akan dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014, beragam trik dan isu terus dihembuskan secara terbuka oleh simpatisan, kolega maupun keluarga dari pengusung calon yang berseberangan dengan kubu pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK.

Belum reda isu black campaign yang menyebutkan Jokowi adalah seorang non muslim dengan astribut-astribut pendukung berupa selebaran dan serangan masif dari tabloid Obor Rakyat yang kemudian digunakan untuk membodohi masyarakat pemilih. Belakangan ada lagi isu dan bisik-bisik berantai yang katanya bersumber dari tokoh agama berupa fatwa haram untuk memilih Jokowi. Amunisi serangan bertubi-tubi itu terus saja meluncur deras dengan tujuan untuk menghambat elektabilitas Jokowi sebagai capres.

Semua mahfum, hal itu terjadi karena calon Presiden fenomenal yang terlahir dari rahim rakyat ini telah menjadi ikon harapan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mendambakan sebuah perubahan fundamental. Sehingga peluang besar untuk menjadi pemenang dalam kontestasi pemilihan Presiden itu menimbulkan kekhawatiran dari pihak lawan dan untuk menghalangi laju dukungan terhadap Jokowi sudah tidak ada jalan lain kecuali harus diganjal dari segala penjuru mata angin.

Namun demikian rakyat tidak lagi gampang diakali, rakyat sudah pintar menangkal isu-isu negatif, sebab selama ini mereka sudah bosan dikibuli dan seakan menjadi penonton di Negeri sendiri. Dengan secebis harapan yang masih tersisa, tekad rakyat Negeri ini sudah bulat, mereka menggantungkan asa perubahan itu dipundak Jokowi.

Lihatlah kenyataannya, secara suka rela dari seluruh penjuru tanah air rakyat bersatu padu untuk mendaulat Jokowi-JK menjadi pemimpin Indonesia Hebat di masa depan, bahkan dengan tulus ikhlas rakyat kecil bersedia menyisihkan sebagian reski untuk membatu dana kampanye bagi calon presiden mereka dengan semboyan "Jokowi-JK Adalah Kita" untuk satu tujuan "Indonesia Sejahtera" dan "Berkeadilan Hukum" yang selama ini mereka dambakan.

Tidak dinafikan, arus besar dukungan rakyat terhadap Jokowi-JK itulah yang membuat kubu pengusung capres cawapres Prabowo-Hata menjadi khawatir sehingga menimbulkan panik, kemudian menggunakan segala cara untuk menghadang dengan dalih-dalih dan klaim yang diantaranya menyebutkan bahwa Jokowi tidak amanah karena meninggalkan kursi gubernur DKI Jakarta. Selanjutnya menebarkan bermacam-macam isu yang dibungkus dengan pertanyaan-pertanyaan aneh.

Padahal isu dan pertanyaan usang itu sudah tidak relevan lagi, sebab telah berulang kali dijelaskan oleh Jokowi dengan mengatakan beliau tidak akan meninggalkan Jakarta, bahkan semua orang pasti tahu, bila Jokowi ditakdirkan menjadi Presiden, dengan kerja keras dan penuh tanggung jawab beliau pasti akan lebih leluasa untuk menyelesaikan permasalahan kompleks yang ada di ibukota.

Tapi siapa nyana, untuk mempengaruhi pemilih, atau barangkali sudah tidak ada lagi metode kampanye kreatif nan positif dalam melakukan persaingan elegan, maka pertanyaan-pertanyaan yang sudah kadaluarsa itupun tetap diadopsi kembali menjadi serangan udara terkini yang sebenarnya sudah tidak berpengaruh di dunia maya.

Seperti edisi serangan terbaru yang dilancarkan oleh Tasniem Fauzia melalui surat elektroniknya. Putri pendiri Partai Amanat Nasional, Amin Rais yang notabene menjadi tokoh pengusung Prabowo Subianto itu berkicau di facebook, hal itu membuktikan bahwa "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya".

Dalam surat yang berdalih mengatasnamakan "Surat tulus dari anak bangsa Indonesia" Tasniem Fauzia membuat pertanyaan-pertanyaan ironis yang sebenarnya semua orang tau tujuan maupun jawabannya. Alangkah gampangnya menjawab pertanyaan seperti itu dan rakyat kecil sekelas petani pun pasti mampu melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun