Seperti hari ini saja, dari pagi dia berangkat dari rumah sampai sesiang ini, baru dapat orderan penumpang satu saja. Dia tidak bisa membayangkan, kalau sampai sore, sesuai batas maksimal sopir ini bekerja, hanya dapat satu orderan penumpang saja.
Ini saja sudah disyukuri, daripada seharian tidak dapat orderan sama sekali, demikian kata pak tua sopir taksi online yang penulis tumpangi beserta isteri ke tempat kondangan. Rejeki memang sudah ada yang mengatur sesuai dengan iman percaya kepada Sang Khalik, lanjutnya.Â
Dan ini terbaca oleh penulis dari sikap sang sopir yang sudah berusia lanjut tetapi masih tetapi sehat dan tetap semangat di belakang kemudinya.
Â
Kadangkala memang manusia bersandar pada kekuatannya sendiri dalam menjalani ataupun melakoni kehidupan, khususnya dalam hal pekerjaan untuk mengais rejeki. Baik itu yang halal maupun yang haram.Â
Mungkin kalau disurvey secara jujur, tanpa perlu membayar jasa survey sesuai pesanan konsumen, boleh dikatakan mayoritas akan berkata bahwa keberuntungan yang didapat adalah hasil kerja kerasnya sesuai kekuatan, kepandaiannya dan kemampuannya.
Jarang sekali mungkin yang secara sadar berkata, bahwa ini semua karena berkat dari Tuhan. Kehidupan memang keras dan bahkan mungkin ada yang beranggapan kejam. Karena ketika kemudian muncul kalimat sekejam-kejamnya ibu tiri, lebih kejam ibukota. Bisa jadi ungkapan ini benar adanya.Â
Mengingat persaingan dalam mencari keberuntungan untuk bisa membawa uang pulang ke rumah, agar dapur tetap mengebul sudah demikian hebatnya.
Bahkan lanjut sang sopir, untuk bisa menggaet konsumen agar bisa menumpang di mobilnya sudah banyak sopir-sopir mobil online yang melakukan kecurangan dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga yang bisa menaikkan volume aktifitasnya sehingga bisa gacor. Sebuah istilah di komunitas pengemudi online agar bisa selalu mendapatkan banjir orderan terus menerus tanpa jeda.
Menjadikan pembanding antara usaha keras yang mengandalkan kemampuan dan kekuatan diri sendiri dengan menyandarkan diri kepada kemurahan Tuhan. Seperti sang sopir katakan kemudian. Rejeki itu tidak bakal lari kemana.Â
Kalau sudah waktu-NYA, manusia mau bilang apa? Benar juga. Dan ini seperti mengingatkan penulis akan sebuah kalimat bijak. Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.