Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terbalik....

2 Januari 2024   12:04 Diperbarui: 2 Januari 2024   12:04 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.comidillustrationsgadis-terbalik-jemuran-pakaian-6024551

Seorang filosof Cina yang cukup mashyur, Lao Tse pernah berkata. The journey of thousand miles begin with one step, yang diterjemahkan sebagai perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah. Sebuah pembenaran dari sebuah kebenaran. Karena apapun yang bakal kita semua jalani akan dimulai dengan tahapan awal, yaitu langkah perdana.

Begitu juga saat membuka lembaran tahun baru dua ribu dua puluh empat dengan sejuta harapan yang membentang di hadapan mata penulis. Beberapa orang selalu menanyakan. Apa resolusi di tahun ini ? Bisa saja kita akan mengemukakan pandangan seperti menaruh bintang di langit. Yang menjadi pertanyaan adalah, siapkah kita ketika perjalanan yang sudah disusun sedemikian rupa, tetapi pada kenyataannya situasinya terbalik seratus delapan puluh derajat ?

Sumber: www.pexels.comid-idfotoorang-dengan-sepatu-sneaker-hitam-berjalan-di-jalan-1153838
Sumber: www.pexels.comid-idfotoorang-dengan-sepatu-sneaker-hitam-berjalan-di-jalan-1153838

Perjalanan hidup yang pernah penulis alami beberapa tahun silam, bisa menjadi sebuah kaleidoskop pribadi. Karena sebuah peristiwa yang tidak terduga, apapun bisa terjadi. Saat itu kondisi keuangan keluarga di pertengahan tahun yang sedang berjalan, mendadak goyah. Bahkan kalau diibaratkan sebagai kran air yang ditutup secara tiba-tiba. Dan kehidupan penulis sekeluarga seperti dunia terbalik dan dijungkirbalikkan sampai ke titik nol. Sempat terlintas dalam hati. Katanya kalau beriman dengan sungguh kepada Sang Khalik, hidupnya bakal aman, nyaman dan sentausa ? Koq malah menjadi terbalik begini ?

Seperti roda yang  berputar, kadang di atas kadang di bawah. Tidak hanya melulu bicara tentang finasial. Tetapi bisa juga tentang kesehatan, keluarga, percintaan, bisnis, pekerjaan, study bahkan tentang iman percaya kepada Sang Pencipta Aalam Semesta. Dan rasanya setiap insan manusiapun pernah mengalami jatuh bangun di dalam perjalanan hidupnya. Entah sekali atau dua kali entah juga malah tidak bangun-bangun.

Menjadikan sebuah rasa yang mendadak tawar, padahal langkah kita sudah memasuki langkah yang ke sembilan ratus tujuh puluh lima dari target seribu langkah. Ketika kemudian apa yang kita bayangkan setinggi langit, tetapi faktanya adalah berbalikan dengan ekpetasi kita, bisa jadi apa yang ada di pikiran dan di hati kita yang muncul adalah protes, keluhan dan rasa penasaran.

Sumber: www.pexels.comid-idfotowanita-demonstrasi-tampilan-samping-megafon-8203158
Sumber: www.pexels.comid-idfotowanita-demonstrasi-tampilan-samping-megafon-8203158

Jadi teringat sepenggal kalimat dari kisah tentang Nabi Yunus, yang sempat terjebak dalam problem yang dihadapinya. Jadi sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup. Sebuah protes kepada Tuhan di tengah keputusasaan yang bisa juga kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah jawaban menohok dari Sang Penguasa hidup layak dicerna. Tetapi jawab-NYA : Layakkah engkau marah ?

Perjalanan seribu mil dimulai dari satu langkah, itu betul. Seperti yang pernah penulis alami kemudian. Sesuai dengan berjalannya waktu, perekonomian penulis mulai membaik. Anak-anak sudah mulai memasuki bangku kuliah sesuai dengan cita-cita mereka masing-masing. Apakah langkah yang ke sekian masih bisa berjalan mulus, bak lewat jalan tol ? Ternyata tidak juga. Dalam keseriusan bekerja sebagai Abdi Negara, penulis difitnah melakukan korupsi puluhan juta rupiah, yang akhirnya tidak terbukti.

 

Sumber: www.pexels.comid-idfotodedaunan-pohon-langit-biru-telapak-tangan-7931237
Sumber: www.pexels.comid-idfotodedaunan-pohon-langit-biru-telapak-tangan-7931237

Seperti sepenggal kisah lanjutan. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Rasanya seperti membayangkan sebuah episode yang berjalan happy ending, terus tamat. Tetapi pada kenyataannya tidak juga. Semua di luar akal pikiran dan rencana hidup kita. Semua bisa terjadi kapan saja dimana saja dan siapa saja bisa mengalaminya bukan ?

Mungkin yang terjadi kemudian adalah kalimat dan kejadian kembali berulang. Ada protes, keluhan dan rasa penasaran plus sakit hati. Ada teguran juga. Bisa jadi kitapun seringkali berpaku pada pola pikir instant yang tentu saja menguntungkan diri sendiri. Dan tentu saja berharap tidak ada masalah. Tetapi manusia pada umumnya seringkali lupa bahwa Tuhan yang pegang blue print yang bisa membawa kita semua masuk dalam berbagai masalah dan pergumulan dengan maksud, agar kita bisa tahan uji dan bisa lolos dalam tahap penguasaan diri.

Sumber: pixabay.comidvectorspria-jurang-melompat-desain-2023-8442149
Sumber: pixabay.comidvectorspria-jurang-melompat-desain-2023-8442149

Jadi mendadak teringat kalimat sebuah kalimat, engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Dengan kata lain, di tengah situasi seperti sekarang ini yang tidak menentu, sejauh manakah kita masih mengeluh dan merasa tidak puas akan perjalanan hidup kita sendiri dan masihkah kita juga protres kepada Tuhan ? Bersiaplah melangkah bahkan membuat lompatan di hari kedua tahun dua ribu dua puluh empat dengan kewaspadaan ! Begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun