Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nalar

7 Oktober 2023   14:00 Diperbarui: 7 Oktober 2023   14:11 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dua bulan lewat isteri tercinta mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh. Sudah dua kali berobat di Klinik Kesehatan berstandar Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan belum juga reda. Karena batuknya tidak kunjung berkurang akhirnya disarankan doketr BPJS untuk diperiksa ke dokter spesialis paru-paru yang katanya tidak bisa pake kartu BPJS. Ya apa boleh buat. Sekalipun rasanya tidak nalar. Batuk koq sedikit-sedikit. Sedikit-sedikit koq batuk.

Singkat cerita, hasil diagnosis dokter spesialis untuk segera dilakukan tindakan test alergi. Belum kebayang ini mahluk apalagi. Dan berapa lagi biaya yang harus dikeluarkan oleh seorang pensiunan kayak penulis ini. Dari beberapa test alergi yang dokter lakukan, memang ternyata isteri penulis mengalami alergi beberapa jenis. Salah satu dan salah tiganya adalah alergi terhadap debu, alergi terhadap minyak goreng curah dan alergi terhadap minuman teh. Ya teh. Padahal sejak menikah hingga usia perkawinan ke tiga puluh delapan tahun dengan penulis, tiap kali pagi dan sore senantiasa minum teh produk kota Tegal-Slawi.

httpswww.pexels.comid-idfotoboneka-beruang-botol-termometer-sakit-5961172
httpswww.pexels.comid-idfotoboneka-beruang-botol-termometer-sakit-5961172

Tetapi sungguh diakui penulis dan isteri, karena diagnosis dokter spesialis paru-paru ini hampir tidak jauh beda dengan dokter di Klinik Kesehatan awal. Ada kecenderungan juga, batuk yang berkepanjangan ini, dampak dari Covid yang pernah menyerang kami berdua. Dan minum teh dengan menyemil gorengan yang dibeli di luar rumah adalah salah satu pemicu batuk. Jadi tinggal bagaimana pinter-pinternya menyiasati alergi tersebut.

Kalaupun alergi debu, itu bisa dikatakan karena gangguan tetangga belakang dan samping yang sedang merenovasi rumah. Bisa dibayangkan bagaimana dengan cuaca yang panas membara dan angin yang tiba-tiba saja berhembus kencang membawa partikel debu yang jumlahnya tidak terhitung menyergap rumah kami. Ibarat buah simalakama, pintu dan jendela rumah dibuka, debu berhamburan masuk ke dalam rumah. Tidak dibuka, kondisi dalam rumah menjadi pengap dan gerah. Mau pasang air conditioner seharian, bakalan bengkak biaya pulsa listriknya. Dilema bukan ?

Siang yang panas ini dengan suhu tiga puluh enam derajat celcius yang tertera di apliikasi hape yang sudah lewat usia tiga tahun. Penulis mencoba melihat mobil tua yang terpakir di depan rumah dengan terpal tipis yang menyelimuti biar tidak dihujani debu. Rasanya jadi tidak tega mobil kesayangan isteri jadi bulukan ketimpa debu yang tebal. Akhirnya penulis berinisiatif membawanya ke tukang cuci mobil terdekat dari rumah.

Sambil menunggu cucian mobil selesai, penulis sempatin mengobrol dengan seorang bapak yang seumuran dengan penulis, dengan cucu lelaki yang menemaninya. Dilihat dari postur tubuhnya si cucu ini masih sekolah di tingkat sekolah dasar. Dari obrolan singkat dengan bapak ini, beliau mengeluh akan tabiat dan perilaku cucunya yang dinggap sudah tidak nalar lagi. Apa pasal ?

httpspixabay.comidphotosmencuci-mobil-membersihkan-mobil-1397382
httpspixabay.comidphotosmencuci-mobil-membersihkan-mobil-1397382

Pernah suatu saat, ketika cucunya dimarahi oleh orang tuanya, yaitu bapaknya, si anak ini diam-diam pergi ke kamarnya dengan membawa baju bapaknya. Dan tanpa basa-basi, si anak ini langsung menggunting baju bapaknya dengan penuh rasa marah di hati. Perbuatan anak ini ternyata mengagetkan semua penghuni rumah. Karena si cucu dan kedua orang tuanya masih tinggal bersama orang tuanya. Istilahnya masih tinggal di pondok mertua indah.

Rasanya bukan kelurganya saja yang kaget akan perbuatan si anak tersebut. Penulispun saat mendengar cerita dari bapak ini sungguh kaget dan miris. Bagaimana tidak ? Bisa kebayang kalau seorang anak kecil sudah menanam akar kepahitan dan dituangkan dengan bentuk perbuatan yang di luar nalar buat anak-anak seusianya, bagaimana kelak di kemudian hari ?

httpspixabay.comidphotoshulk-yang-luar-biasa-super-hero-kuat-1710710
httpspixabay.comidphotoshulk-yang-luar-biasa-super-hero-kuat-1710710

Mencoba merenung sambil melihat mobil penulis disemprot air dengan tekanan tinggi, padahal di belahan lain, air lagi banyak dibutuhkan warga masyarakat yang kekeringan. Apakah di dalam keluarga tersebut, banyak yang terlibat dalam kondisi kejiwaan si anak kecil tersebut ? Maksudnya apakah peran dari kedua orang tuanya bercampur dengan eyang kakung dan eyang putrinya. Sehingga membuat posisi anak menjadi serba salah ? Bisa jadi. Ataukah mungkin juga si anak kecil ini sering mengalami kekerasan fisik dan pembunuhan karakter untuk memenuhi ambisi rasa displin orang tua maupun eyangnya menurut versinya masing-masing ? Bisa juga.

Perselisihan tajam bisa terjadi dimana saja di setiap keluarga. Seperti halnya yang terjadi pada kisah Esau dan Yakub. Karena saking dendamnya kepada Yakub, terucap kata-kata yang keluar dari mulut Esau, akan membunuh Yakub, setelah lewat hari perkabungan kematian ayahnya. Satu hal yang mengerikan seandainya ini terjadi. Tetapi Tuhan senantiasa merancangkan kebaikan untuk beroleh kedamaian diantara sesama. Apalagi perseteruan dengan saudara kandung sendiri. Dan itu terjadi kemudian.

Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangiskanlah mereka. Sebuah antklimaks dari perseteruan antara Esau dan Yakub. Dan ini semua karena campur tangan Tuhan. Semua bisa terjadi di luar nalar. Bagaimana dendam kesumat bisa berubah menjadi jalinan kasih.

Seperti halnya kejadian di atas. Semestinya perlu di lakukan konferensi meja bundar antara keluarga besar tersebut, untuk dicari biang keladi hingga semuanya bisa terjadi demikian. Tidak perlu ditutup-tutupi dan tidak perlu gengsi. Karena ini menyangkut kejiwaan seorang anak yang masih perlu dibimbing secara jasmani, jiwa dan rohaninya. Tidak peduli apakah si anak tersebut sedang mengalami hiper aktif ataupun si anak hasil psikotestnya menyatakan dia seorang jenius. Disitulah mereka perlu menyadari keberadaan keluarga dan  menyadari kesalahan masing-masing. Perseteruan seyogyanya ditutup dengan kasih. Hidup berdamai itu memang indah.

httpspixabay.comidphotosdunia-perdamaian-benua-bumi-3043067
httpspixabay.comidphotosdunia-perdamaian-benua-bumi-3043067

Di tengah ketidak nalaran, seringkali kita masih perlu belajar akan pentingnya sebuah kedamaian di tengah hiruk pikuknya perseteruan antar sesama. Apapun masalah yang dihadapi. Pertanyaannya apakah kita mau melakukan perdamaian itu sendiri ? Seperti kata bijak. Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam pendamaian dengan semua orang. Semestinya begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun