Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Warisan

5 Oktober 2023   11:30 Diperbarui: 5 Oktober 2023   11:41 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
httpswww.pexels.comid-idfototumpukan-batu-dekat-danau-355863

httpswww.pexels.comid-idfototumpukan-batu-dekat-danau-355863
httpswww.pexels.comid-idfototumpukan-batu-dekat-danau-355863

Menyimak sedikit ke belakang dari sepenggal kisah dari Kitab Suci, seperti yang dialami Abram dan Lot dengan harta milik mereka yang amat banyak. Kondisi ini yang membuat karakter dan temperamen bisa berubah. Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama. Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu.

Ini membuktikan bahwa dari jaman dahulupun, ketika sudah berbicara tentang harta, kekuasaan dan derajat bisa membutakan akan keberadaan sesama manusia. Ini baru bicara tentang manusia yang masih hidup. Bisa dibayangkan bagaimana kisruhnya saat berbagi warisan. Disinilah perlu mendinginkan kepala yang panas dengan mendasari hati yang tetap dingin. Sebuah teladan yang perlu dicontoh. Maka berkatalah Abram kepada Lot : Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat.

httpswww.pexels.comid-idfotoboneka-rajutan-merah-ungu-coklat-65451
httpswww.pexels.comid-idfotoboneka-rajutan-merah-ungu-coklat-65451

Menelisik sedikit, bagaimana sikap hati kita, ketika diperhadapkan dengan naiknya derajat kepemilikan. Entah kekayaan keuangan yang bertambah, entah harta yang bertambah, ataupun kekuasaan yang bertambah naik. Karena semuanya adalah uji coba dalam diri kita untuk tetap bisa mengendalikan keegoisan dan ketamakan. Masih sempat berpikirkah tentang apa yang harus dilakukan kepada generasi berikutnya ? Karena apa yang tertulis sebagai kalimat bijak, hikmat adalah sama baiknya dengan warisan dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari. Jadi dimana posisi kita dihadapan Tuhan ?. Begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun