Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penampilan...

12 Mei 2023   11:45 Diperbarui: 12 Mei 2023   11:47 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
httpspixabay.comidphotostopeng-karnaval-bermain-batu-seru-2009603

Jadi memang kadangkala tanpa sadar kita hidup dibikin ribet oleh ulah kita sendiri. Contoh yang seringkali kita jumpai jaman sekarang adalah anak-anak muda yang berpenampilan bak sultan, yang entah dari kerajaan mana. Mereka melakoni hidupnya dengan mengeksplore gaya dengan menghalalkan segala cara untuk memuaskan seleranya. Tidak peduli dengan kondisi orang tua yang sebenarnya, yang masih menopang kehidupannya.

Dari kacamata penulis, sosok penampilan yang diumbar di media sosial, apakah sudah sesuai dengan kenyataan hidupnya, suatu hal yang perlu dipertanyakan. Memang, rasanya sangat berbeda, dengan generasi-generasi sebelumnya. Yang boleh dikatakan menjalani hidup dengan sesuai apa yang ada. Tanpa perlu menggunakan topeng penampilan yang diproduksi oleh pabrik kemunafikan.

Karena tanpa disadari, melakoni hidup dengan mengaplikasi dua dunia yang berbeda, akan membuat sebuah tekanan mental. Orang bilang kebanyakan gaya. Jadi teringat kembali pelajaran melalui metoda Hukum Fisika Newton yang pernah kita pelajari di sekolah dulu. Dikatakan Tekanan berbanding lurus dengan gaya. Jadi kalau hidupmu banyak tekanan, berarti kamu kebanyakan gaya ? Betul ?

httpspixabay.comidphotostopeng-karnaval-bermain-batu-seru-2009603
httpspixabay.comidphotostopeng-karnaval-bermain-batu-seru-2009603

Karena bukan dari debu terbit bencana dan bukan dari tanah tumbuh kesusahan; melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi. Jadi kenapa kita buat kehidupan ini menjadi susah, hanya karena ingin mengikuti mode dan tren masa kini ?

Bagaimana dari sisi rohani? Sering kali kita jumpai juga orang yang bermuka manis dan membuat jatuh hati orang lain di lingkungan sekitar kita. Entah di lingkungantempat tinggal, entah di lingkungan sekolah, entah juga di lingkungan kerja. Bahkan bisa jadi di lingkungan keagamaan. Tetapi di luar itu tabiatnya berbalikan dari arti hidup yang sebenarnya. Ini juga termasuk kategori menimbulkan kesusahan bagi dirinya sendiri. Karena terus menerus menggunakan penampilan sebagai kedoknya.

pexels-cottonbro-studio-4553182
pexels-cottonbro-studio-4553182

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. Sebuah indikator keimanan kepada Sang Khalik yang mengajarkan kepada kita hal yang simpel, sederhana bahkan secukupnya saja, tanpa harus kebanyakan gaya yang malah hidup kita menjadi tertekan oleh keadaan. Apakah kita mau tampil beda hanya karena gengsi ? Apakah kita mau tampil di lingkungan agar terlihat baik cuma di hadapan orang ? Tentu tidak bukan ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun