Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembenaran...

10 Mei 2023   11:45 Diperbarui: 10 Mei 2023   11:45 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
httpspixabay.comidphotospisau-penusukan-menusuk-membunuh-316655

Jadi dimana benang merahnya dalam konteks perjalanan hidup kita, saat-saat tidak mendapatkan konfirmasi dari Tuhan Semesta Alam, padahal perlu segera mendapat jawaban ? Sudah semestinya introspeksi perlu dilakukan segera lewat tatanan yang benar. Karena sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-NYA tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat DIA menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga IA tidak mendengar ialah segala dosamu.

Bahkan, seperti fakta dan realita kejadian di atas, penyebabnya juga bisa ditelusuri. Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan. Sebuah kalimat yang begitu sederhana, tetapi implikasinya begitu hebat akan peranan hidup kita.

Artinya, pada saat kita mengalami jalan buntu di dalam sebuah masalah, jangan buru-buru menyalahkan orang lain dan mencari kambing hitam, atau mencari pembenaran diri sendiri atau bahkan malah mempersalahkan Sang Khalik yang tidak segera menolong. Karena sejatinya bisa saja kesalahan ada pada diri kita sendiri, yang tidak mau menyadari dan mengakuinya akibat keangkuhan dan kesombongan kita sendiri.

httpspixabay.comidphotoskartun-kambing-hitam-komik-satwa-819023
httpspixabay.comidphotoskartun-kambing-hitam-komik-satwa-819023

Menampilkan bayangan lewat cermin realita, sejauh manakah kita sudah melangkah, sejauh manakah kita menyadari kesalahan kita di hadapan Tuhan Semesta Alam, dan sejauh manakah kita mau melakukan tindakan pertobatan dan siap untuk berbalik kembali kepada Sang Khalik. Sehingga komunikasi kembali terjalin ? Begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun