Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencela....

28 April 2023   14:00 Diperbarui: 28 April 2023   14:09 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena ini adalah sebuah karakter dasar dari sosok manusia. Sekecil apapun ! Sadar atau tidak, bisa saja kita sudah pernah melakukan tabiat ini. Sebaliknya saat kehidupan dalam kondisi jatuh, bisa saja terjadi seseorang melakukan hal yang paling nista dan memalukan dan lupa juga dengan jati dirinya, dengan cara yang sama, yaitu mencela ataupun menyepelekan kepada sesama maupun kepada Tuhan.

httpspixabay.comidillustrationsfrustrasi-sedih-voltase-murung-1174084
httpspixabay.comidillustrationsfrustrasi-sedih-voltase-murung-1174084

Adalah hal yang wajar kalau kemudian meminta kepada Sang Khalik. Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-MU dan berkata : Siapa Tuhan itu ? Atau kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Tuhanku

Dengan kata lain, yang terutama dalam hidup, bukanlah dilihat dari sukses dengan dasar harta melimpah, posisi jabatan terkenal dan popoler. Atau saat gagal dan jatuh dalam usaha. Tetapi apakah kita dapat menerima dengan baik dan rela hati, apa pun keputusan Sang Pencipta Alam Semesta, tanpa harus mencela.

httpspixabay.comidphotosruang-kursi-cermin-gambar-cermin-5264172
httpspixabay.comidphotosruang-kursi-cermin-gambar-cermin-5264172

Sepertinya, mendadak ada cermin di hadapan kita dengan lampu kuning yang berkedip-kedip, yang memperlihatkan akan keberadaan jati diri kita di hadapan Tuhan Sang Pemilik Kehidupan. Berlakulah bijak, jangan berbuat sombong, apalagi mencemarkan nama Tuhan dan jangan mencela. Jalanilah hidup ini dengan wajar disertai ucapan syukur. Begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun