Manusia boleh berencana dalam gelap-gelapan atau dalam warna abu-abu, dan melakukan segala sesuatu yang bertolak belakang dengan hati nurani yang sebetulnya itu adalah alarm dari Sang Khalik. Ketika semuanya menabrak batas-batas pelanggaran bisa ditebak akhir ceritanya. Begitu juga nasib saudara kami, yang berakhir dengan kematian setelah bertahan beberapa bulan di ranjang rumah sakit. Â
Memang hidup itu pilihan dan perlu ekstra energi untuk bangkit dari kesadaran normalnya. Jangan sampai menganggap tindakan yang kita lakukan, baik dalam konotasi baik atau buruk tidak ada yang memonitor. Karena sebelum hadirnya teknologi yang bernama CCTV, sudah ada CCTV lain yang lebih canggih dan bisa memonitor setiap gerakan, pikiran bahkan ucapan yang masih tersimpan dalam hati. Itulah monitor Tuhan Yang Maha Kuasa. Benar ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H