Jujur saja, penulis bukanlah penikmat dan penggemar permainan catur yang bisa bertahan duduk berjam-jam dengan memperhatikan langkah demi langkah pion dimainkan. Bahkan melihat bagaimana pemain memainkan bidak-bidak catur dengan strategi dan konsentrasi penuhpun, rasanya penulis perlu belajar kesabaran tingkat tinggi kepada pemain catur. Fokus dan memiliki daya tahan dari gempuran lawan mutlak diperlukan. Â Â
Jujur juga, penulis bukanlah penggemar permainan sepak bola yang maniak. Yang bisa menonton pertandingan bola sampai dini hari di depan televisi. Mulai dari perkembangan televisi yang hitam putih sampai televisi generasi sekarang. Mungkin bagi penulis, pertandingan sepakbola hanya dikategorikan sebagai hiburan semata. Apalagi kalau bisa nonton bareng-bareng dengan kawan-kawan menggunakan layar lebar.
Bahkan sejujurnya juga, penulis tidak bisa memahami bagaimana strategi pelatih memainkan timnya saat berhadap-hadapan dengan tim lawan. Entah itu permainan catur atau permainan sepakbola. Bagaimana memainkan peranan seorang striker, pemain sayap maupun gelandang bertahan. Apalagi punya pemikiran, untuk bisa memancing pertahanan lawan biar bisa keluar dari sarangnya. Rasanya koq bisa ya…pelatih itu ?
Yang ada dipikiran penulis saat menonton permainan catur atau pertandingan bola adalah layaknya membayangkan terjadinya peperangan antar seteru dengan bermodalkan olah pikir, olah raga dengan senjata masing-masing dan  saling berhadapan. Dimana sang pelatih sudah memberikan modal strategi di belakang layar untuk bisa dimainkan di lapangan. Ketika kemudian sebuah kemenangan diraih, banyaklah peran yang tidak boleh dilupakan oleh pemain kepada sang pelatih. Karena jelas ada rasa tunduk dan hormat kepada pelatih.
Bukan suatu kebetulan, kalau penulis baru saja membaca kisah peperangan antara pasukan Daud dan pasukan orang Filistin yang dimenangkan oleh pasukan Daud. Sebuah kemenangan besar diperoleh Daud dengan dukungan Sang Pelatih yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tetapi tentu saja tidak mudah seperti saya membayangkan sebuah tim yang menang di arena pertandingan catur atau sepakbola. Karena saat pasukan Filistin mengatur strategi perang di waktu berikutnya, Daud yang memimpin pasukannya bertanya kepada Sang Pelatih yang tidak lain adalah Tuhan sendiri, bagaimana cara menghadapi peperangan orang Filistin berikutnya. Saat itu Sang Pelatih memberi sebuah strategi. Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.
Sebuah pengaturan strategi yang bisa jadi tidak terpikirkan oleh Daud, apalagi oleh pasukan Filistin, bahkan mungkin buat kita saat ini. Tetapi sekali lagi membuktikan bahwa saat Daud tunduk pada Sang Pengatur Strategi, dengan mudah kemenangan diraihnya.
Begitu juga saat-saat kita sedang bersiap menghadapi gempuran persoalan hidup yang bertubi-tubi. Entah itu dalam urusan study, pekerjaan, sakit penyakit, keuangan bahkan urusan antar keluarga yang rasanya berat. Seperti halnya akan maju dalam sebuah pertandingan. Kita tidak melulu maju perang dengan tangan kosong tetapi perlu latihan dan strategi.
Beberapa hari ini, di layar teleisi banyak kejadian geng motor yang dengan beringas layaknya mau maju perang dengan mengandalkan senjata tajam dan modal nekat. Yang menjadi pertanyaan, mau perang dengan siapa ? Tujuannya apa menghadapi arena peperangan tanpa lawan ? Tentu saja ini bukanlah sebuah strategi yang diajarkan pelatih. Apalagi diajarkan Sang Khalik yang empunya nyawa.
Jadi rasanya ini sebuah strategi untuk mencari jati diri agar bisa diakui keberadaannya tetapi dengan cara yang salah kaprah. Kembali dipertanyakan. Dimana pelatih budi pekerti yang menjadi tanggung jawab orang tua ? Dan dimana Sang Pelatih keimanan yang seharusnya sudah diajarkan orang tua kepada anak-anaknya sejak usia muda ?
Sebuah cerminan yang perlu dihayati. Janganlah mencoba berperang dengan mengatur strategi sesuai akal pikiran sendiri. Tetapi bertanyalah secara pribadi dengan Tuhan Semesta Alam lewat koridor keimanan. Strategi apa yang akan Engkau terapkan buat peperanganku kali ini ?
Tidak selamanya peperangan atau pergumulan hidup harus dihadapi dengan berhadap-hadapan langsung face to face. Tuhan punya sejuta strategi untuk memberikan kemenangan buat kita, yang beriman kepada-NYA. Percaya ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H