Karena waktu sudah membuktikan, berapa banyak manusia yang suka sekali menggunakan topeng kemunafikan untuk bisa memperdaya orang lain. Mungkin tingkah lakunya yang  sopan bisa mendapat sanjungan. Tetapi apakah itu menjadi jaminan yang akurat, bahwa perlakukan itu benar di hadapan sesama bahkan di hadapan Tuhan ?
Suatu pembenaran adalah mutlak dari sudut pandang Tuhan. Bukan dari sudut pandang pribadi ataupun penilaian orang lain. Hubungan humanisme dalam lingkungan seringkali terbalik-balik. Kita bisa saja terjebak dengan tampilan seseorang yang berujung kemunafikan belaka. Karena apa yang kita lakukan bukan untuk dinilai sesama manusia saja, tetapi biar apa yang kita lakukan itu terutamanya adalah layak dan berkenan kepada Tuhan Sang Pencipta. Benar begitu ?