Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengasihi...

25 Februari 2023   14:30 Diperbarui: 25 Februari 2023   14:38 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels-brett-sayles-2821220

Bisa jadi kita juga sudah berusaha semaksimal mungkin dengan mengagendakan sebuah perilaku yang bisa membuat semua orang tidur dengan nyaman, tanpa adanya gejolak yang mengarah kepada pengkotak-kotakan kebersamaan. Dengan cara berusahalah hidup damai dengan semua orang. Tetapi sekali lagi, kita acapkali diperhadapkan dengan dunia nyata, yang berbalikan. Seperti sebuah sinetron yang berjudul dunia terbalik.

Berapa kejadian penipuan yang terkait dengan penyalahgunaan keuangan, bisa terjadi dalam lingkungan tempat beribadah di luar sana maupun di luar sini. Bisa disinyalir tersangka pelakunya adalah orang di ring satu. Apakah ini bisa disebut memelihara kasih ? Tentu saja tidak. Karena dari aksi tipu-tipu ini akan timbul reaksi spontan dari yang kena tipu dengan menabrak batas-batas keimanan yang sudah dipegang teguh. Dan ini bisa ditebak kemana arahnya. Karena uang di atas segalanya. Bukan lagi fokus Sang Khalik.

pexels-brett-sayles-2821220
pexels-brett-sayles-2821220

Sebuah pigura hati yang disematkan lewat jalinan kasih dari Sang Pencipta langit dan bumi menjadi sebuah monumen yang anti karat. Bahwa untuk memelihara kasih dengan sesama tidak harus dengan uang. Bahwa untuk menjaga damai dengan sesama juga tidak harus dengan uang. Semuanya kembali ke hati kita masing-masing. Bagaimana hati yang sudah dipulihkan oleh Tuhan dari serbuan angkara murka, membuat kita dapat memelihara kasih persaudaraan dan berdamai dengan semua orang.

Karena saat timbul kasih di situlah ada kedamaian. Ini realita sekaligus fakta. Bagaimana dengan kita ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun