Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ilalang....

15 Februari 2023   10:00 Diperbarui: 15 Februari 2023   10:02 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels-matthias-cooper-580900

Hari pertama mengawali menikmati masa pensiun adalah dengan membeli bibit tanaman, pupuk, tanah kompos dan peralatan lain sebagai pengisi waktu. Setiap pagi sehabis minum teh dan camilan yang sudah disediakan oleh isteri, dimulailah kegiatan berkebun di belakang rumah yang tidak begitu luas. Juga menanam tanaman hias yang tidak seberapa banyak koleksinya untuk disiapkan di teras rumah yang belum lama kami tinggali.

Berjalannya waktu ada yang coba saya perhatikan dari uji coba tanam menaman masa pensiun. Baik tanaman yang tumbuh di halaman maupun yang tumbuh dalam pot. Ada masa dimana tanaman yang tidak diperhatikan atau dirawat dengan baik dan benar oleh majikannya selama kurun waktu beberapa hari, pasti akan muncul tanaman ilalang atau rumput liar yang rasanya tiba-tiba saja tumbuh tanpa permisi. Dan itu bisa mengganggu pertumbuhan tanaman aslinya.

Sama halnya kalau kita memiliki ladang atau kebun terbuka yang dibiarkan begitu saja tanpa ada perawatan dan pemeliharaan dari sang pemilik. Tinggal tunggu waktu saja rasanya. Karena tidak lama akan banyak tumbuh ilalang. Atau sebuah halaman rumah yang kosong tidak berpenghuni. Tentu kita akan melihat bagaimana begitu banyaknya rumput liar dan semak belukar yang tumbuh di sana sini.

pexels-dominik-gawlik-12843183
pexels-dominik-gawlik-12843183

Yang menjadi ganjalan di hati, apakah saya secara sengaja menanam ilalang atau rumput liar di pot atau di kebun belakang rumah ? Atau apakah pemilik rumah yang tidak berpenghuni juga sengaja menabur benih rumput liar dan semak belukar sebelum dia meninggalkan rumahnya bertahun-tahun ? Tentu saja jawabnya tidak !.

Dengan kata lain, jika kita tidak menanam dan merawat tanaman pada sebuah area tanam dengan baik dan penuh kasih dan perhatian, maka bisa ditebak yang muncul kemudian adalah ilalang, rumput liar dan semak belukar. Dan itu menandakan ada hal-hal buruk yang ditimbulkannya.

Dalam berproses menjalani roda kehidupan sehari-haripun memiliki pola yang sama dengan kejadian di atas. Jika kita tidak mengisi ladang pikiran kita dengan hal-hal yang baik dan bernilai positip sesuai standar keimanan dari Sang Khalik, maka yang tumbuh di dalam benak pikiran kita adalah rentetan hal-hal negatip yang langsung menguasai alam pikiran kita. 

Pernah memperhatikan cara kerja alat tensimeter manual yang menggunakan air raksa ? Mungkin kalau jaman now sudah jarang digunakan. Karena sudah diganti dengan yang digital. Coba kita perhatikan. Kalau alat tensimeter manual tadi tidak dipoma, maka air raksa yang ada di alat tersebut tidak akan naik. Sebaliknya, kalau kita berhenti memompa, maka air raksa akan turun secara otomatis.

Berpadanan dengan alat tensimeter manual tadi. Kitapun melewati hari lepas hari harus bisa memompa diri kita sendiri dengan semangat, antusias dan pikiran yang positip dengan mengandalkan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka yang terjadi adalah penurunan rasa optimisme di dalam diri sendiri yang berujung kepada dikuasainya pikiran oleh hal-hal yang negatip terhadap perilaku orang lain di sekitarnya. Sekalipun itu orang tua kandung, saudara kandung atau anak kandungnya.

pexels-pixabay-54101
pexels-pixabay-54101

Bisa jadi melakukan pendekatan seperti ini bisa menjadikan contoh. Tempatkan dua ekor kambing dan seekor serigala pada kandang yang berjejeran. Seekor kambing ditempatkan persis di sebelah kanan kandang serigala, tetapi dengan dinding pembatas yang rapat dan tidak tembus pandang. Sedang seekor kambing lainnya di tempatkan pada kiri kandang serigala, tetapi dengan pembatas yang terbuka. Apa yang terjadi beberapa waktu kemudian ? Kambing yang berada di sebelah kanan kandang serigala masih terlihat bugar dan sehat, sedangkan kambing yang ada di kandang sebelah kiri serigala terlihat kurus dan stres. Apa penyebabnya ? Teror dan Ketakutan !!

Ketika Covid sedang memporak porandakan negeri ini, seorang teman punya hobby nge-share berita-berita covid yang belum tentu kebenarannya. Dan tanpa ia sadari ternyata hal tersebut telah membuat sahabat-sahabatnya yang membaca, makin tercekam dalam ketakutan di dalam pikirannya, yang membuat kondisi tubuh sahabatnya makin merosot. Teror dan Ketakutan membuat Imun tubuh kita menurun.

pexels-toni-cuenca-619419
pexels-toni-cuenca-619419

Dari contoh di atas kita dapat melihat bagaimana bahayanya hal-hal negatip yang masuk dalam ladang pikiran kita. Lalu sebuah pertanyaan muncul. Apakah saat kita berkawan dengan teman yang suka menyebar dan menteror ketakutan itu perlu dibinasakan ? Tentu saja tidak bukan ?

Di dalam Ladang Pikiran kita hal-hal yang positip akan senantiasa berdampingan dengan hal-hal yang negatip. Karena itu berfungsi sebagai kontrol diri kita. Seperti halnya saat kita berteman dalam tatanan kehidupan bersosialisasi. Pasti akan pernah bertemu dan berbenturan dengan orang yang tidak sejalan dengan kita.

pexels-pixabay-315934
pexels-pixabay-315934

Jadi kalau diibaratkan ada tumbuhan gandum yang bersama dengan ilalang dalam satu area, maka sebaiknya membiarkan keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu yang akan dilakukan oleh penuai-penuai adalah mengumpulkan dahulu lalang itu dan mengikat berberkas-berkas untuk selanjutnya dibakar. Selanjutnya kemudian barulah mengumpulkan gandum itu ke dalam lumbung penampungan.

Melihat sekeliling kita dengan sudut pandang dan beberapa kacamata, seberapa banyak ilalang, rumput liar dan semak belukar yang bertebaran, saat kita sedang diajar mengolah ladang pikiran kita dengan tetap menanam dan merawat hal-hal yang baik, akan berdampak pada daya tahan keimanan kepada Tuhan, sehingga tidak terkontiminasi dengan hal-hal yang negatip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun