Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ilalang....

15 Februari 2023   10:00 Diperbarui: 15 Februari 2023   10:02 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels-matthias-cooper-580900

Bisa jadi melakukan pendekatan seperti ini bisa menjadikan contoh. Tempatkan dua ekor kambing dan seekor serigala pada kandang yang berjejeran. Seekor kambing ditempatkan persis di sebelah kanan kandang serigala, tetapi dengan dinding pembatas yang rapat dan tidak tembus pandang. Sedang seekor kambing lainnya di tempatkan pada kiri kandang serigala, tetapi dengan pembatas yang terbuka. Apa yang terjadi beberapa waktu kemudian ? Kambing yang berada di sebelah kanan kandang serigala masih terlihat bugar dan sehat, sedangkan kambing yang ada di kandang sebelah kiri serigala terlihat kurus dan stres. Apa penyebabnya ? Teror dan Ketakutan !!

Ketika Covid sedang memporak porandakan negeri ini, seorang teman punya hobby nge-share berita-berita covid yang belum tentu kebenarannya. Dan tanpa ia sadari ternyata hal tersebut telah membuat sahabat-sahabatnya yang membaca, makin tercekam dalam ketakutan di dalam pikirannya, yang membuat kondisi tubuh sahabatnya makin merosot. Teror dan Ketakutan membuat Imun tubuh kita menurun.

pexels-toni-cuenca-619419
pexels-toni-cuenca-619419

Dari contoh di atas kita dapat melihat bagaimana bahayanya hal-hal negatip yang masuk dalam ladang pikiran kita. Lalu sebuah pertanyaan muncul. Apakah saat kita berkawan dengan teman yang suka menyebar dan menteror ketakutan itu perlu dibinasakan ? Tentu saja tidak bukan ?

Di dalam Ladang Pikiran kita hal-hal yang positip akan senantiasa berdampingan dengan hal-hal yang negatip. Karena itu berfungsi sebagai kontrol diri kita. Seperti halnya saat kita berteman dalam tatanan kehidupan bersosialisasi. Pasti akan pernah bertemu dan berbenturan dengan orang yang tidak sejalan dengan kita.

pexels-pixabay-315934
pexels-pixabay-315934

Jadi kalau diibaratkan ada tumbuhan gandum yang bersama dengan ilalang dalam satu area, maka sebaiknya membiarkan keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu yang akan dilakukan oleh penuai-penuai adalah mengumpulkan dahulu lalang itu dan mengikat berberkas-berkas untuk selanjutnya dibakar. Selanjutnya kemudian barulah mengumpulkan gandum itu ke dalam lumbung penampungan.

Melihat sekeliling kita dengan sudut pandang dan beberapa kacamata, seberapa banyak ilalang, rumput liar dan semak belukar yang bertebaran, saat kita sedang diajar mengolah ladang pikiran kita dengan tetap menanam dan merawat hal-hal yang baik, akan berdampak pada daya tahan keimanan kepada Tuhan, sehingga tidak terkontiminasi dengan hal-hal yang negatip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun