Kita bisa melihat di sekeliling, tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya. Siapa yang mengerjakannya ? Tentu siapa saja yang mau menerima ganjaran dari Sang Khalik. Tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tentu saja tidaklah berguna dan sudah dekat pada pemangkasan, yang berakhir dengan pembakaran.
Dengan kata lain, seseorang yang pernah diterangi hatinya oleh Ilahi, dan yang pernah mengecap kasih karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam iman yang teguh, untuk bisa merasakan kebahagiaan dunia yang akan datang, bisa saja jatuh tergeletak. Mengapa ? Karena yang terjadi adalah pembentukan sifat angkuh demi sebuah kehormatan semu, dan dengan pedenya menggadaikan imannya atas dasar kesombongan. Hal ini tidak mungkin dibaharui pertumbuhan imannya, kecuali dia sadar akan kesalahannya dan bertobat, untuk hidup kembali sesuai dasar imannya.
Sudahkah kita menyadari bahwa hidup kita sesuai dengan rancangan TUHAN atau sebaliknya, malah hidup dengan kesombongan yang terbentuk pada diri sendiri ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H