Berangkat dari hal inilah kita sering melihat, bagaimana rendahnya konsep bekerja di lingkungan akar rumput dalam sektor industri. Dan karena ketidaksiapan pencari kerja yang berawal dalam memahami faktor kesepakatan dengan majikannya, hal inilah yang malah bisa dimanfaatkan oleh sang pemberi kerja. Ketika kemudian persengketaan muncul, terjadi lanjutan demo dimana-dimana dengan alasan untuk menuntut rasa keadilan. Pertanyaannya dari sudut pandang siapa?Â
Kadangkala dalam kehidupan sehari-hari kita juga seringkali protes atau mempertanyakan, kenapa kita tidak diperlakukan dengan adil sama Tuhan ? Kenapa mereka yang hidupnya amburadul, mabuk-mabukan, main perempuan, bahkan mungkin kenal sama Tuhan saja nggak, malah diberi kesehatan sempurna, bisa melakukan segala sesuatu dengan mudah tanpa ada yang menghalangi. Malah bisa jadi hartanya berlimpah tujuh turunan gak bakal habis.
Sebaliknya, yang rajin beribadah siang malam bertahun-tahun, koq malah banyak persoalan dalam kehidupannya ? Pernah merasa diperlakukan seperti itu ? Disinilah kita seringkali lupa, bahwa bagi orang yang memiliki ke-iman-an, sudah terjadi kesepakatan dengan Sang Khalik. Gusti mboten sare, itu berlaku atas hidup kita. Dan itulah yang dinamakan ke-SEPAKAT-an dengan Tuhan.
Jadi klo sekarang terjadi hal-hal yang tidak beres dalam perjalanan hidup kita, perlu dipertanyakan kembali , apakah kita sudah melanggar kesepakatan dengan-Nya , atau bahkan kita keluar dari kesepakatan ? Ato jangan-jangan  terjadi kata sepakat untuk tidak sepakat dengan Sang Khalik ?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI