Mohon tunggu...
Hermansyah Siregar
Hermansyah Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Menguak fakta, menyuguh inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

PPKI ala Milenial

13 April 2018   21:36 Diperbarui: 13 April 2018   22:19 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tidak tahu, apakah kerasnya pilkada DKI karena pemilihan tsb berada disekitar epicentrum kekuasaan atau karena isu SARA memang selalu mainan empuk para politisi untuk mendulang suara. Coba bayangkan bagaimana kalau pilkada serentak diberbagai daerah ditiupkan isu SARA.

Dampaknya akan mengerikan dan bisa mengancam keutuhan kita sebagai negara bangsa. Harapanku mudah-mudahanan para pemimpin politik sadar utk tidak sekali-kali menggunakan isu tsb hanya demi kepentingan jangka pendek.

Tapi apakah kita hanya sekedar mengharapkan kesadaran mereka? Apakah para politisi tsb bisa bersikap sebagai negarawan yang memandang kemenangan bukanlah segala-galanya?

Rasanya terlalu naif jika kita berpangku tangan menyerahkan nasib keutuhan kebangsaan ini kepada mereka. Elemen rakyat lainnya harus bergerak untuk bersama-sama mengantisipasi segala kemungkinan adanya komprador dan petualang politik tsb.

Kerawanan tsb ternyata juga dirasakan oleh para tokoh pemuda dari beberapa organisasi kemasyarakatan di Berlin. Mereka berpandangan, warga masyarakat Indonesia di Jerman harus diberikan pemahaman bagaimana mengidentifikasi, menyaring, memilah dan menangkal berita yg bertebaran di dunia maya.

Bagaimanakah menyikapi berita hoax khususnya yg berasal dari dalam negeri yang bisa mengusik kerukunan dan keharmonisan warga Indonesia yang berdiam di Berlin dan Jerman?

Untuk itulah 5 tokoh pemuda yang berasal dari 4 organisasi kemasyarakatan pada suatu sabtu pagi berkumpul sembari sarapan pagi di sebuah restoran Turki daerah Mllerstrasse Berlin. Mereka masing-masing adalah pimpinan cabang Keluarga Mahasiswa Katolik Indonesia (KMKI), Pimpinan Cabang Internasional Nahdlatul Ulama dan Pimpinan Cabang Internasional Muhammadiyah di kota Berlin Jerman dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Berlin.

Mereka berencana mengadakan seminar berupa dialog kebangsaan dan workshop di Berlin dengan mengundang narasumber dari Indonesia yang dipandang kompeten meng adress berbagai isu di atas.

Aku yang berteman baik dengan ketiga pimpinan ormas ini merasa sangat terhormat diajak serta turut berdiskusi merancang kegiatan tersebut. Aku merasa seperti mendapatkan asupan nutrisi kebangsaan berbincang dengan mereka.

Pertemuan ini membuka memoriku saat masa SMP dahulu belajar mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) yg berkisah tentang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tahun 1945 yang jumlah anggotanya 9 (sembilan) orang yang berasal dari unsur Nasionalis, NU, Muhammadiyah dan Katolik dan dari berbagai suku bangsa.

72 tahun berlalu dan kini unsur-unsur PPKI tersebut masih bisa berkumpul dengan guyub nun jauh di salah satu negeri di Eropa. Kalau dahulu anggota PPKI berkumpul berdiskusi menyiapkan salah satunya adalah nilai kebangsaan Indonesia, kini para cucu ideologisnya merancang kegiatan untuk memelihara nilai kebangsaan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun