Mohon tunggu...
Hermansyah Siregar
Hermansyah Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Menguak fakta, menyuguh inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Milano, Kota 2 "Scudetto"

27 Maret 2018   15:23 Diperbarui: 29 Juni 2019   19:25 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Milano (15/04). So What is our planning for tomorrow...? Aku yg masa remajanya tahun 80 an, yang buku wajibnya Himpunan Pengetahuan Umum (HPU) terbitan Tiga Serangkai, dengan tegas mengatakan, "ke menara Pisa!!! One of the 7 wonders in the world". Anakku yg gede air mukanya keliatan flat.

Dengan suara datar bilang, " daddy aku sdh googling, dari Milan ke menara Pisa itu bisa 3 sampai 5 jam. Waktu kita sempit. Kita habiskan waktu seharian hanya lihat satu site aja..". Dengan agak melotot aku menukas, "trusss...kita mau kemana? Dengan hati-hati si sulung menjawab, "lebih baik kita explore kota Milan aja banyak tempat yg bisa kita kunjungi spt kathedral, castle, mall...bangunan mall nya keren loh daddy. Banyak orang berkunjung ke mall tsb hanya sekedar lihat bangunannya. Atau kita ke Venice naik gondola menyusuri sungai, itu juga seru. "

Mendengar jawabannya aku agak emosi karena teringat pengalaman masa kecilku yg diwajibkan oleh guru menghapal berbagai macam ilmu pengetahuan umum. "Siapa yg bisa menjawab boleh pulang sekolah duluan," begitu iming-iming guruku pada masa itu. Dan aku termasuk murid yg sering diperkenankan pulang duluan walaupun akhirnya tetap menunggu teman lainnya di luar kelas sampai bubaran.

Apa nikmatnya pulang duluan sendirian pikirku, mending bareng dgn sahabatku, bermain bola atau keluyuran naik sepeda. Keluar kelas duluan hanya sekedar buat gagah-gagahan ajah..

Dengan suara meninggi akupun berseru, "gak bisa...kalian spt bukan anak sekolahan aja. Walaupun satu site yg kita kunjungi tapi perjalanan tsb sangat monumental. Selain candi Borobudur, kita juga perlu melihat kemegahan menara miring Pisa walaupun hanya sekedar foto diluarnya. Klo hanya mall, dimana2 juga ada. Sy tdk mau kalian jd remaja yg konsumtif, kok jauh2 ke Milan mau liat mall!!!".

Istri dan kedua anakku terdiam dan akhirnya mengalah. Suasana menjadi hening. "Besok kita berangkat lebih pagi agar gak kesiangan sampai ke menara Pisa. Sore hingga malam kita bisa eksplore kota Milan," ujarku menutup pembicaraan.

Esok harinya sekitar pukul 08.00 cet setelah sarapan ala eropa di Hotel Panizza, anakku bertanya kepada resepsionis, "how to reach Pisa Tower from this hotel?" Sama spt gayanya kemarin, petugas hotel langsung mengeluarkan lembaran peta, melingkari titik lokasi dgn pulpennya dan bilang, "ok. Your position now here and then you go to Conciliazione subway station. Afterward you go to Milano centrale stasion. At central station you buy train ticket to Pisa Tower. If you want to spend your time all day here I recommend to buy 24 hours ticket. Cheaper."

Menara Pisa Semoga Tetap Miring

Kamipun beranjak dari hotel menuju Conciliazione station. Disepanjang jalan sering bertemu bergerombol muda mudi, bapak ibu hilir mudik dgn mengenakan kaos bermotif garis vertikal variasi warna biru dan hitam. Kaos seragam klub sepak bola Inter Milan. Terkadang ada juga yg mengenakan kaus dengan motif garis vertikal variasi warna merah dan hitam kaosnya AC Milan.

Dipintu gate berjajar vending machines penjualan tiket. Mau bertanya kpd petugas subway utk beli tiket rada khawatir, bisa gak bahasa english. Mending kita coba beli tiket dgn vending machine. Sulit gak sih...ternyata pakai dwibahasa Italiano and english.

Sesuai anjuran petugas hotel pilih option 24 hours tiket aja dan surprise, harga tiket mmg jauh lebih murah hanya 4,5 euro seharian. Lebih murah dibanding tiket serupa di Berlin yg seharga 6,7 di area inner city (AB). Kali ini info petugas hotel gak salah...4,5 euro x 4 orang = 18 euro

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun