Mohon tunggu...
herman hurit
herman hurit Mohon Tunggu... Apoteker - Hermanus Ehe Hurit

Saya adalah Apoteker praktisi di Klinik Pratama Jakarta dan sebagai dosen di program studi Farmasi Unversitas Esa Unggul.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Vaksin Covid-19: Tak Kenal Maka Tak Sayang

15 Januari 2022   10:00 Diperbarui: 15 Januari 2022   10:07 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“VAKSIN COVID-19: TAK KENAL MAKA TAK KEBAL”

PENGABDIAN MASYARAKAT: FARMASI UNIVERSITAS ESA UNGGUL EDUKASI UNTUK MENDORONG PERAN SERTA MASYARAKAT

DALAM PENERIMAAN VAKSIN COVID-19 SEBAGAI UPAYA MEMUTUSKAN MATA RANTAI PENYEBARAN COVID-19 (Pasar Kemis Tangerang) 2021   

Ketua      : apt. Hermanus Ehe Hurit, M.Farm                              

 Anggota : apt. Muchammad Reza Ghozaly, M.Farm 

                     Inherni Marti Abna, S.Si.,M.Si                                   

Mahasiswa : Adelia Eka Sutomo Putry, Abdul Karim Zailani, Ari Suko Pratiwi, Michelle dan

Anisa Aulia Pratiwi              

Sejak merebaknya Covid-19 tahun 2020, semua negara terus berusaha mencegah   untuk memutus mata rantai penyebarannya dengan berbagai upaya. 

Dengan cepat  pula para peneliti berusaha untuk menemukan obatnya dengan berbagai cara melalui pengembangan riset, baik secara mandiri maupun kolaborasi dengan negara lain. 

Pada awalnya, di Indonesia menerapkan suatu sistem yang disebut dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, disertai dengan upaya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 

Cara mencegah dan menghindari virus Corona dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih sehat yakni mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, memakai masker secara benar, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas. Selain itu yang paling penting adalah vaksinasi untuk membentuk antibodi seseorang dan mencegah gejala yang lebih berat terutama orang dengan komorbiditas.

Tidak bisa dihindari bahwa pengaruh teknologi dalam penyebaran berita, baik berita yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan maupun berita yang tidak benar (hoax). 

Dan kenyataannya berita yang paling banyak beredar di dunia maya adalah berita yang belum tentu benar, terutama yang berhubugan dengan pencegahan Covid-19 khususnya tentang vaksinasi Covid-19. 

Hal ini yang mempengaruhi penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia akibat kurangnya sosialisasi tentang keberadaan vaksin covid-19 terutama manfaat, efek samping dan kehalalannya.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa Indonesia membutuhkan waktu 15 bulan, mulai Januari 2021 hingga Maret 2022, untuk menuntaskan program vaksinasi Covid-19 di 34 provinsi dan mencapai total populasi sebesar 181,5 juta orang, dalam pelaksanaannya vaksinasi akan berlangsung dalam 2 periode, yakni Periode 1 berlangsung dari Januari hingga April 2021 dengan memprioritaskan 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik yang ada di 34 provinsi. Periode 2 berlangsung selama 11 bulan, yaitu dari April 2021 hingga Maret 2022 untuk menjangkau jumlah masyarakat hingga 181,5 juta orang (Kemekes RI. 2021).

Upaya tersebut akan tercapai jika mendapat dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia. Namun usaha pemerintah ini ternyata mendapatkan tantangan yang cukup besar, yaitu adanya penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 di beberapa wilayah di Indoneisa termasuk di daerah Pasar Kemis Tangerang. 

Hal ini disebabkan masyarakat pada umumnya lebih banyak terpapar berita yang tidak benar di media sosial dari pada berita yang benar dan akurat. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ITAGI, WHO, & UNICEF. 2020)

Dari hasil survei yang dilakukan Kemenkes dan Unicef tentang penerimaan vaksin oleh masyarakat, diperoleh sekitar 65% responden menyatakan bersedia menerima vaksin COVID- 19 jikadisediakan Pemerintah, sedangkan 8% di antaranya menolak. 27% sisanya menyatakan ragu dengan rencana Pemerintah untuk mendistribusikan vaksin COVID-19. 

Kelompok ini penting untuk mendorong keberhasilan program vaksinasi. Situasi ini perlu dipahami dengan hati-hati, masyarakat mungkin mempunyai tingkat kepercayaan yang berbeda-beda terhadap vaksin COVID- 19 karena keterbatasan informasi mengenai jenis vaksin, kapan vaksin akan tersedia dan profil keamanannya. (ITAGI, UNICEF, WHO, dan Kementerian Kesehatan. 2020).

Ketidaktahuan masyarakat pada umumnya mengenai vaksin Covid-19 juga dialami oleh warga RW. 08 Kelurahan Kuta Jaya Kecamatan Pasar Kemis Tangerang. Karena dominan berita yang beredar di dunia maya yang dibaca atau didengar oleh warga bahwa vaksin Covid- 19 adalah tidak halal, efek samping yang membahayakan bagi penggunanya sehingga warga berpikir untuk tidak akan meneriam vaksin Covid-19 yang disediakan oleh pemerintah meskipun diberikan secara gratis. 

Dari hasil survei awal yang dilakukan tim abdimas, berupa wawancara dan menyebarkan kuisioner kepada warga dengan usia diatas 50 tahun atau lanjut usia (lansia) ternyata lebih banyak yang tidak bersedia menerima vaksin Covid-19 dengan alasan bahwa berita yang didengar atau dibaca di dunia maya tidak halal dan beberapa kasus menyebabkan efek samping yang berbahaya bahkan menyebabkan kematian, menjadi alasan utama untuk menolak pemberian vaksin Covid-19 meskipun disediakan dan diberikan secara gratis oleh Pemerintah.

Berdasarkan hal tersebut tim Abdimas terpanggil untuk melakukan sosialisasi dan ceramah kepada warga RW. 08 Kelurahan Kuta Jaya Pasar Kemis tentang keberadaan vaksin Covid-19, mulai dari sumber atau asal vaksin, manfaat atau kegunaan, keamanan dan kehalalan tentunya berdasarkan hasil kajian ilmiah dan penelitian serta uji klinis yang telah dilakukan olehpara ahli. 

Setelah berdiskusi dengan ketua RW. dan RT. bahwa tim Abdimas akan membantu memberikan informasi yang benar tentang vaksin kepada warganya.

Hal ini disambut dengan baik oleh Ketua RW. dan RT. Karena mereka ingin mempertahankan wilayahnya tetap menjadi zona hijau, karena warganya bebas dari Covid-19. 

Bahwa upaya pencegahan selain menerapkanPHBS ada acara lain yang sangat mendukung untuk pembentukan system imun secara pribadi, yaitu dengan pemberian vaksin Covid-19, dan akan berdampak besar dalam memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19.

Hasil survei yang dilakukan oleh tim Abdimas pada bulan Februari 2021 dengan responden usia lanjut sebanyak 20 responden, didapatkan 85%  responden menolak untuk divaksinasi karena kurangnya informasi yang mereka terima terkait manfaat, tujuan, keamanan dan kehalalan vaksin Covid-19. Terdapat 100% responden menyatakan pernah mendengar tentang Covid-19 dan vaksin Covid-19. Sebagian besar responden yakni sebanyak 80% menyatakan percaya adanya Covid-19 dan 20% respondena menyatakan tidak percaya. 

Dari 100% responden yang pernah mendengar vaksin Covid-19, hanya 50% responden menyatakan mengetahui Pemerintah akan mengadakan vaksin Covid-19, dan hanya 30% responden yang mengetahui manfaat dari vaksin Covid-19 dan 70% tidak mengetahuinya. Terdapat 85% responden menyatakan tidak bersedia divaksin dan hanya 15% yang bersedia divaksin Covid-19. 

Dari 85% yang menyatakan tidak bersedia divaksin. Dari responden yang tidak bersedia divaksin dengan alasan takut sebanyak 29,4%, menyatakan tidak aman sebanyak 17,6%, tidak halal sebanyak 41,2 %, tidak yakin 5,9% dan tidak didukung oleh keluarga sebanyak 5,9%. Sedangkan 15% responden yang menyatakan vaksin Covid-19 bermanfaat, dan diantaranya menyatakan karena alasan kesehatan sebanyak 66,7% dan alasan tuntutan pekerjaan yang mengharuskan divaksin sebanyak 33,3%. 

Sebanyak 25% responden menyatakan pernah mendengar kehalalan dari vaksin Covid-19 dan 75% responden menyatakan belum pernah mendengar. Terdapat 25% Responden menyatakan lebih sering mendengarkan manfaat vaksin Covid-19 dan 75% responden menyatakan lebih sering mendengarkan tentang kerugian atau efek samping dari vaksin Covid-19. 

Responden menyatakan sumber informasi tentang manfaat atau kerugian dari vaksin Covid-19 adalah media social sebanyak 70%, dari tetangga sebanyak 5% dan dari tenaga kesehatan sebanyak 25%. 

Peran tenaga kesehatan di RW 08 Pasar Kemis masih kurang dirasakan terkait sosialisasi terkait vaksin Covid-19, hal ini terlihat dari hasil survei yang didapat hanya 15% informasi tentang manfaat vaksin Covid-19 yang didapat dari tenaga kesehatan, sehingga ketika ditawarkan edukasi terkait vaksin Covid-19 oleh tenaga kesehatan ternyata 100% responden menyatakan bersedia mengikuti edukasi dan ceramah tersebut.

Dokpri
Dokpri

Dengan hasil yang didapatkan tersebut maka tim Abdimas bekerja sama dengan Mitra setempat yakni RW. 08 Kelurahan Kuta Jaya Pasar Kemis Tangerang untuk melakukan edukasi dan pendampingan secara benar tentang manfaat vaksin Covid-19 di wilayah Mitra. 

Metode yang dilakukan adalah memberikan edukasi dan ceramah, secara bertahap kepada kader-kader setempat kemudian dilanjutkan kepada masyarakat umum secara bersamaan kemudian oleh para kader tersebut akan mengedukasi secara intensif secara personal. 

Target yang akan dicapai adalah semua warga masyarakat Mitra (RW 08) kelurahan Kuta Jaya Pasar Kemis 100% bersedia untuk menerima vaksin Covid-19 pada tahun 2021 sesuai prosedur yang berlaku. Edukasi mulai dilakukan pada bulan Maret – Juli 2021, dengan menghadiri arisan RW. Dan pengajian RW. Pada bulan Maret – April di wilayah RW 08 masih kategori zona hijau, sehingga kegiatan berkumpul seperti arisan dan pengajian masih diperbolehkan.

Hasil yang didapat setelah dilakukan edukasi secara langsung berupa ceramah dan pendekatan secara personal dan intens oleh tim Abdimas dan kader RW terhadap 56 warga usia diatas 60 tahun, di 5 Rukun Tetangga (RT) RW 08 Kelurahan Kuta Jaya Kecamatan Pasar Kemis Tangerang adalah sebanyak 100% responden menyatakan mendapatkan manfaat dari edukasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan tentang vaksin Covid-19. 

Setelah dilakukan edukasi, ceramah dan pendekatan secara personal yang dilakukan oleh tim Abdimas terhadap warga yang berusia diatas 60 tahun, dan 100% atau semuanya menyatakan bahwa telah mendapatkan manfaat dari edukasi yang diberikan oleh tim Abdimas. Peserta juga menyatakan yakin dengan manfaat vaksin Covid-19 sebanyak 94,6% dan hanya 5,4 % yang menyatakan masih ragu-ragu.

Meskipun hanya 5,4% yang masih ragu-ragu namun tetap dilakukan follow berkelanjutan untuk terus meyakinkan agar nantinya bisa menerima vaksin. Manfaat edukasi disini mempengaruhi bertambahnya keyakinan peserta dari 30% diawal survei menjadi 94,6%, atau peningkatan keyakinan masyarakat naik sebesar 64,6%.

Dari segi kehalalan, setelah mendapatkan edukasi dan ceramah te rdapat pula peningkatan kepercayaan dari 25% menjadi 96,4% yang berarti keyakinan terhadap vaksin yang halal meningkat sebanyak 71,5%. Dari hasil edukasi juga didapatkan bahwa 100% atau semua peserta menjadi paham dan mengetahui efek samping dari vaksin yang umum terjadi setelah pemberian vaksin. 

Peserta juga menyatakan bahwa dengan menerima vaksin akan mendapatkan perlindungan terhadap tubuh dengan terbentuknya kekebalan sebanyak 84,7%, ragu-ragu dengan manfaat perlindungan dari vaksin sebanyak 8,8% dan menyatakan tidak ada perlindungan pada tubuh sebanyak 5,5%. Hal ini membuktikan bahwa proses untuk meyakinkan masyarakat tidaklah mudah dan butuh waktu yang lebih lama, dan bisa disebabkan karena tingkat pendidikan dan pengaruh dari lingkungan dan paparan media.

Edukasi yang dilakukan dengan baik yang oleh tenaga kesehatn, dilanjutkan dengan pendekatan secara personal oleh para Kader RW, didukung dengan data yang benar dan akurat tentunya akan lebih meyakinkan untuk mendorong peserta agar bersedia menerima vaksin. 

Survei awal masyarakat yang bersedia hanya 15% dan setelah dilakukan edukasi, peserta yang menyatakan bersedia menerima vaksin adalah 100%, artinya terjadi peningkatan sebanyak 85%. Sebagai suatu bentuk komitmen bersama warga RW. 08 

Kelurahan Kuta Jaya untuk membantu memutuskan mata rantai penyebaran virus Corona dan tetap mempertahankan agar wilayahnya tetap menjadi zona hijau, 100% peserta bersedia mendorong warga yang lain untuk bersedia menerima vaksin dan tetap secara konsisten menjalankan protocol kesehatan secara ketat dimanapun berada meskipun sudah mendapatkan vaksin dosis kesatu dan kedua. Sampai dengan bulan Juli 2021, 56 peserta yang bersedia divaksin tersebut yang hanya diperbolehkan menerima vaksin Covid-19 sebanyak 49 warga atau 87,5%, sedangkan 7 warga atau 13,5%  yang belum bisa menerima vaksin Covid-19 karena alasan klinis karena penyakit komorbid yang belum stabil. Karena masyarakat semakin yakin bahwa semakin banyak yang mendapatkan vaksin maka akan terbentuk herd immunity  pada lingkungan terkecil bahkan mencakup suatu negara.

Dari hasil edukasi dan ceramah yang diberikan oleh tim Abdimas tersebut diatas, membuktikan bahwa masyarakat di RW. 08 Pasar Kemis Tangerang membutuhkan informasi yang seimbang antara yang positif dan negatif tentang vaksin Covid-19 dari sumber yang terpercaya, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dari masyarakat dalam menyikapi suatu berita agar selalu mencari tahu kebenarannya.

Kesimpulan: Edukasi dan ceramah yang dilakukan oleh tim Abdimas kepada warga Usia Lanjut di RW. 08 Kelurahan Kuta Jaya Kecamatan Pasar Kemis Tangerang sangat bermanfaat dan memberikan dampak yang baik dalam dalam merubah pola pikir terhadap vaksin Covid-19. 

Terjadi peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 dari 30% menjadi 94,6%. Pengetahuan dan kepercayaan akan kehalalan vaksin Covid-19 juga meningkat tajam dari 41,2% menjadi 94,6% dan kesediaan masyarakat untuk menerima vaksin Covid-19 karena kebenaran dan keakuratan informasi yang diterima terkait vaksin Covid-19 dari 15% menjadi 100%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun