Mohon tunggu...
Herman Hidayat
Herman Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Peminat Kajian-Kajian Filsafat dan Spiritualitas. Penikmat Musik Blues dan Jazz. Menyukai Yoga dan Tai Chi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nafsu: Mulut Menganga Lebar

29 Agustus 2022   14:41 Diperbarui: 8 Oktober 2022   12:27 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, yang patut kita lakukan saat ini, sebagai permulaan, adalah meng-evaluasi diri, sudah sejauh apa keterlibatan dan keterikatan kita pada "pergumulan nafsu duniawi" ini, dan setelah menetapkan batas-batasnya, mungkin kita untuk selanjutnya dapat working on it.

Batasan masing-masing orang mungkin berbeda; dengan bahasa lain, hal-hal yang cukup bagi seseorang, mungkin tidak cukup bagi orang lain. Orang berusia 40-an, mungkin berbeda kebutuhannya dengan orang dengan usia 20-an. Maka, dalam evaluasi diri ini, hanya diperlukan kejujuran terhadap diri sendiri.

Menurut saya, ukuran yang dapat dikenakan pada diri sendiri adalah: sejauh mana pergumulan duniawi ini akan mengurangi kesempatan kita untuk ber-khidmat dengan kerja-kerja ruhaniah kita. Yang pasti, semakin besar porsi pergumulan kita dengan kerja-kerja ruhaniah ini, akan semakin besar pula kesempatan kita untuk meraih kebahagiaan ruhaniah itu, baik di dunia ini, dan tentu di akhirat kelak. 

Sebaliknya, semakin sedikit waktu dan usaha yang kita dedikasikan utk itu, akan semakin kecil dan rendah pula pencapaian kita. Jadi, pilihan ini jatuh ke tangan kita sendiri untuk memutuskan.

Selanjutnya, kita dapat mulai working on it: dengan membuat rencana, langkah-langkah kerja, dan mungkin menggunakan tools PDCA, Plan Do Check Action.

Tentu saja dengan keyakinan bahwa Dia jugalah yang menentukan keberhasilannya, karena, La Hawla wa La Quwwata Illa billahi -- Tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas anugerah-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun