Mohon tunggu...
Herman Efriyanto Tanouf
Herman Efriyanto Tanouf Mohon Tunggu... Penulis - Menulis puisi, esai, artikel lepas

Founder dan Koordinator Komunitas LEKO Kupang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peer Gynts di Larantuka, Pesta Teater Kontemporer Inter-Asia

4 Juli 2019   07:38 Diperbarui: 4 Juli 2019   08:02 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seniman Teater Garasi saat mementaskan "Endgame" di Salihara. (Foto: Antara/ Aldino Anatusa)

Teater Garasi/ Garasi Performance Institute mengawali proyek besar kolaborasi teater inter-Asia, Maltitude of Peer Gynts yang melibatkan seniman-seniman ternama dari Asia (Indonesia, Jepang, Vietnam dan Sri Lanka) di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Yudi Ahmad Tajudin, sutradara dan salah satu produser Multitude of Peer Gynts mengungkapkan kalau event tersebut adalah momen para seniman Asia bekerja sama dan menyajikan satu pertunjukan internasional yang membaca situasi kontemporer dunia. Menurutnya, para seniman Indonesia mampu mewujudkan event-event sejenis.

"Tak hanya menjadi pelaku pasif, Teater Garasi dengan dukungan dari banyak pihak, percaya bahwa seniman-seniman Indonesia bisa dengan aktif memproduseri dan memimpin perwujudan artistik dari proyek kolaborasi semacam ini," kata Yudi.

Untuk pertama kalinya para kolaborator proyek ini berkumpul di Larantuka selama dua minggu (23 Juni sampai 6 Juli 2019) dalam tahap yang disebut sebagai "Peer Gynts di Larantuka". Selanjutnya para seniman akan berproses bersama di Tokyo dan Shizuoka, sebelum pementasan world premiere "Multitude of Peer Gynts". Sedianya akan dilaksanakan tanggal 4 hingga 19 November 2019 di gedung pertunjukan utama Shizuoka Performing Arts Center (SPAC), Shizuoka, Jepang.

Di Larantuka, para seniman dari Jepang, Sri Lanka dan Vietnam berkolaborasi dengan para seniman Teater Garasi dan 10 seniman dari Flores Timur. Masing-masing seniman sebelumnya telah membaca naskah kanon karya Henrik Ibsen, Peer Gynt.

Kanon tersebut adalah sebuah naskah yang bercerita tentang petualangan Peer Gynt dalam memasuki dunia yang sedang berubah, dunia "baru", yang membuka mobilitas (pergerakan) dan keterhubungan-keterhubungan baru. Selain itu menerbitkan reaksi penuh kecemasan dan rasa takut yang baru atas dunia yang terasa semakin kompleks.

Mereka bertukar cerita dan tafsir sebagai para "Peer Gynt" dari perspektif dan konteks sosial-politik masing-masing. Di dalam proyek ini, naskah Ibsen tidak diperlakukan sebagai dokumen mati dimana para seniman menghafal dialog dan melafalkannya. Naskah tersebut dibaca sebagai dokumen hidup, kerangka dramaturgi dalam membaca situasi-situasi terkini di negara-negara Asia.

Hasil pembacaan dan pantulannya dalam konteks Asia itu yang disusun menjadi sebuah pertunjukan. Hasil kolaborasi dan pertukaran budaya selama dua minggu, akan dipentaskan pada 6 Juli 2019, di Taman Kota Larantuka dan terbuka untuk publik.

Satoshi Miyagi, Direktur Artistik SPAC, Ko-produser, berharap proyek tersebut bisa menjadi ruang pertemuan progresif antar berbagai kebudayaan dan disiplin pertunjukan di Asia, sembari terus memperkuat hubungan pertukaran teater yang telah berlangsung antara Jepang dan Indonesia. Ia pun yakin dengan ide yang dicetus oleh Teater Garasi.

"Rekam jejak kesuksesan hubungan kerja kami dengan Yudi Ahmad Tajudin sebelum ini, membuat kami yakin Teater Garasi akan mampu mewujudkan proyek ini dengan langkah yang berani dan menggairahkan," ungkap Satoshi.

Tahap pertama Multitude of Peer Gynts di Larantuka difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Flores Timur, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur, dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia.

Wakil Kepala Bekraf, Ricky Pesik, turut mengapresiasi inisiatif yang luar biasa dari Teater Garasi. Selain karena proyek itu diproduseri oleh kelompok teater Indonesia, proses kolaborasi melibatkan para seniman ternama Asia dan dipimpin oleh seniman Indonesia. "Proyek ini juga mendapat dukungan signifikan dari Shizuoka Performing Arts Center di Jepang adalah bukti bahwa karya dan gagasan seniman-seniman Indonesia diapresiasi oleh lembaga bergengsi di luar negeri," ungkap Ricky.

Hal senada ditandaskan Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid. Ia menilai proyek tersebut bukanlah suatu kebiasaan di Indonesia. "Proyek kesenian ini membalik kebiasaan selama ini, Indonesia dibaca dunia dan dikisahkan melalui sudut pandang orang luar. Dalam kolaborasi ini justru seniman Indonesia dan Asia membaca perkembangan dunia melalui tafsir ulang sebuah kanon Eropa, Peer Gynt karya Henrik Ibsen," kata Hilmar.

Masih menurut Hilmar, hal itu penting karena dengan begitu seniman Indonesia aktif memasuki dialog dengan dunia luas dan tidak terjebak dalam pandangan yang lebih ke dalam (inward-looking).

Multitude of Peer Gynts adalah proyek kolaborasi teater kontemporer inter-Asia, yang dirintis dan dirancang oleh Yudi Ahmad Tajudin (sutradara, produser) dan Ugoran Prasad (dramaturg, produser) dari Teater Garasi. Proses kolaborasi ini akan melibatkan lima seniman ternama dari Asia yaitu Takao Kawaguchi (performance artist-penari-koreografer), Yasuhiro Morinaga (seniman bunyi-komponis) dan Micari Fukui (aktor-performer) dari Jepang, Venuri Perera (koreografer-penari) dari Sri Lanka, dan Nguyen Manh Hung (perupa) dari Vietnam.

Kolaborasi itu melibatkan para seniman dari Teater Garasi, Flores Timur dan SPAC. Proyek kolaborasi teater inter-Asia ini dibangun dari kemitraan yang setara dengan SPAC sebagai ko-produser, di samping support yang signifikan dari The Japan Foundation-Asia Center, The Saison Foundation, Pemda Flores Timur, Bekraf, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. ***

Konten: Teater Garasi, diolah oleh HETanouf

Tulisan ini (dengan sedikit perubahan) telah tayang di LekoNTT.com dengan judul: Kolaborasi Teater Kontemporer Inter-Asia: Peer Gynts di Larantuka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun