Tahap pertama Multitude of Peer Gynts di Larantuka difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Flores Timur, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur, dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia.
Wakil Kepala Bekraf, Ricky Pesik, turut mengapresiasi inisiatif yang luar biasa dari Teater Garasi. Selain karena proyek itu diproduseri oleh kelompok teater Indonesia, proses kolaborasi melibatkan para seniman ternama Asia dan dipimpin oleh seniman Indonesia. "Proyek ini juga mendapat dukungan signifikan dari Shizuoka Performing Arts Center di Jepang adalah bukti bahwa karya dan gagasan seniman-seniman Indonesia diapresiasi oleh lembaga bergengsi di luar negeri," ungkap Ricky.
Hal senada ditandaskan Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid. Ia menilai proyek tersebut bukanlah suatu kebiasaan di Indonesia. "Proyek kesenian ini membalik kebiasaan selama ini, Indonesia dibaca dunia dan dikisahkan melalui sudut pandang orang luar. Dalam kolaborasi ini justru seniman Indonesia dan Asia membaca perkembangan dunia melalui tafsir ulang sebuah kanon Eropa, Peer Gynt karya Henrik Ibsen," kata Hilmar.
Masih menurut Hilmar, hal itu penting karena dengan begitu seniman Indonesia aktif memasuki dialog dengan dunia luas dan tidak terjebak dalam pandangan yang lebih ke dalam (inward-looking).
Multitude of Peer Gynts adalah proyek kolaborasi teater kontemporer inter-Asia, yang dirintis dan dirancang oleh Yudi Ahmad Tajudin (sutradara, produser) dan Ugoran Prasad (dramaturg, produser) dari Teater Garasi. Proses kolaborasi ini akan melibatkan lima seniman ternama dari Asia yaitu Takao Kawaguchi (performance artist-penari-koreografer), Yasuhiro Morinaga (seniman bunyi-komponis) dan Micari Fukui (aktor-performer) dari Jepang, Venuri Perera (koreografer-penari) dari Sri Lanka, dan Nguyen Manh Hung (perupa) dari Vietnam.
Kolaborasi itu melibatkan para seniman dari Teater Garasi, Flores Timur dan SPAC. Proyek kolaborasi teater inter-Asia ini dibangun dari kemitraan yang setara dengan SPAC sebagai ko-produser, di samping support yang signifikan dari The Japan Foundation-Asia Center, The Saison Foundation, Pemda Flores Timur, Bekraf, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. ***
Konten: Teater Garasi, diolah oleh HETanouf
Tulisan ini (dengan sedikit perubahan) telah tayang di LekoNTT.com dengan judul: Kolaborasi Teater Kontemporer Inter-Asia: Peer Gynts di Larantuka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H