Nah, sikap pembaca inilah yang akan mencerminkan hasil pemaknaan terhadap puisi. Ada banyak sikap pembaca, namun pada kesempatan ini akan disampaikan secara umum sebagai simpulan.
Dalam proses pemaknaan, ada dua kategori yaitu pembaca aktif dan pasif.
Pembaca aktif ialah mereka yang setelah membaca dan memaknai teks kemudian melakukan penggalian makna secara mendalam dengan sederet teori-kritik sastra. Kategori pembaca ini pada umumnya adalah mereka yang memiliki motivasi khusus untuk menemukan makna yang disimpan penyair secara implisit. Biasanya dilakukan oleh para pegiat sastra ataupun yang membidanginya (jalur pendidikan) dengan tujuan akademis atau sekedar mempertajam daya analisisnya.
Pembaca pasif ialah mereka yang memberi respon secara langsung setelah membaca sebuah teks puisi tanpa terikat pada teori tertentu. Baik pegiat sastra itu sendiri maupun penikmat sastra pada umumnya. Terlebih "awam sastra" yang sudah disinggung di atas. Mereka tidak perlu berkerut kening untuk menggali makna yang tersembunyi di balik kata-kata/ struktur bangun puisi. Apa yang dibaca dan dirasakan, itulah kenikmatan dari puisi yang ada di hadapannya.
Kendati demikian, kedua kategori pembaca tersebut memberi respon (pemaknaan) sebagai akibat dari getaran-getaran perasaan yang dialami ketika membaca sebuah teks puisi.
Puisi pada dasarnya ditulis untuk dibaca dan dinikmati, selebihnya adalah nilai tambah (bonus) bagi pembaca. Entah bonusnya berupa komentar lepas ataupun apresiasi dengan menggunakan seperangkat konsep kritik sastra. Poin penting yang hendaknya tidak luput dari perhatian pembaca pada umumnya adalah memperlakukan puisi sebagai teks sastra tanpa mencabik-cabik keutuhannya.
________
Herman Efriyanto Tanouf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H