Seminggu di kota karang, ada girang
di wajah ibu. Ditimangnya cucu
kedua dari puteri pertama.
Di setiap rengek Saku, cucunya itu
ibu memanjakannya bertalu-talu
biar tak ada gelisah yang pecah.
Tapi sejak sore tepat pukul empat
demam bikin ibu diam.
Tangis cucu dianggap bisu
sebab rindu kepada Pasar Baru
kota perbatasan merasuk bukan main.
Kau tahu, seminggu lima kali
disusurnya pasar tanpa tubuh gemetar
karung di kepala, keranjang di kanan tangan
dibalut amis peluh ibu menawarkan nipis
ialah buah dan daun yang dipetik
di hutan Oematan.
Diam amat mencekam
ibu belum sempat beli Rosario
hadiah buat cucu. Disimpannya
itu gelisah.
_______
Kupang, 21-01-2019
Herman Efriyanto Tanouf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H