Be'e-Na'i, Smanaf-smanaf nbi neno tunan
(Wahai leluhur, semua arwah di surga)
mipes main kai noko maufinu huma-huma nbi pah pinan i
(hindarkanlah kami dari segala marabahaya di dunia ini)
Para arwah adalah pendoa dan sebaliknya manusia yang masih hidup berkewajiban untuk mendoakan semua mereka yang telah meninggal agar berkenan dihapus dosa - dosa dan memperoleh kehidupan kekal di neno tunan (surga).
Ketiga, Aina-Ama ana'a Plenat: Pemegang Kekuasaan di Dunia (Raja/ Pemerintah-Negara)
Simbol pemerintah terdapat pada cabang ketiga (sama pendek dengan cabang kedua). Raja/ pemerintah adalah pemegang kekuasaan yang nyata di dunia. Rakyat sebagai pihak yang "dikuasai" dan dilindungi membutuhkan pihak lain yang mampu menjamin keberlangsungan hidup di dunia. Penguasa dipandang sebagai sosok berkharisma dan memiliki warisan kekuatan. Dengannya rakyat mampu menjalani kehidupan yang nyaman dan damai.
Berikut adalah penggalan syair yang mengisyaratkan adanya Raja/ Pemerintah:
Aina - Ama ana'a plenat nbi naija fafos
(Ibu - bapak pemegang kekuasaan di dunia)
et natuk - nanon toba ma tafaÂ
(yang menuntun dan membimbing rakyat kecil)
Orang Dawan yakin bahwa Raja/ Pemerintah ada dan hadir sebagai benteng kekuatan yang mampu melindungi rakyat dari segala ancaman dan bahaya duniawi.
Adanya meja persembahan menghubungkan cabang/ kekuatan yang satu dengan lainnya. Usi Neno, Aina-Ama ana'a plenat dan Smanaf-smanaf disatukan kekuatannya dan menjadi pegangan hidup bagi orang Dawan.
Sajian tersebut kemudian dinikmati sebagai perjamuan bersama. Orang Dawan menyebutnya "tah ma tiun tabua, he tan manikin nok ma'tanik" yang artinya makan dan minum bersama agar memperoleh berkat serta kekuatan.